Cari Blog Ini

Kamis, 20 Agustus 2015

.::SEJARAH MUNCULNYA SYI'AH ROFIDHOH::.




Di bawah ini adalah ringkasan sejarah Syi'ah Rofidhoh, kanker yang menggerogoti umat islam, akan kita bahas peristiwa penting dalam sejarah mereka dengan menyebutkan peristiwa yang secara langsung berkaitan dengan mereka.

14 H. Peristiwa yang terjadi pada tahun 14 H inilah pokok dan asas dari kebencian kaum rofidhoh terhadap Islam dan kaum muslimin, karena pada tahun ini meletus perang Qodisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan Persia majusi, nenek moyang kaum rofidhoh. Pada saat itu kaum muslimin di bawah kepemimpinan Umar bin Khottob Radhiyallahu Anhu.

16 H. Kaum muslimin berhasil menaklukkan ibukota kekaisaran Persia, Mada’in. Dengan ini hancurlah kerajaan Persia. Kejadiaan ini masih disesali oleh kamum rafidhoh hingga saat ini.

23 H. Abu Lu’lu’ah Al Majusi yang dijuluki Baba Alauddin oleh kaum rofidhoh membunuh Umar bin Khottob Radhiyalahu Anhu.

34 H. Munculnya Abdullah bin Saba’, si yahudi dari yaman yang dijuluki Ibnu Sauda’ berpura-pura masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyalahu Anhu hingga dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ (Abdullah Bin Saba’) pada tahun 35 H. Keyakinan yang diserukan oleh Abdullah Bin Saba’ berasal dari akar yahudi nasrani dan majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Tolib Radhiyalahu Anhu, wasiat, roj’ah, wilayah, keimamahan , bada’ dan lain-lain.

36 H. Malam sebelum terjadinya perang jamal kedua belah pihak telah bersepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara Abdullah bin saba’ dengan konco-konconya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’.
Pada masa kekhilafahan Ali bin Abi Tolib kelompok Abdullah Bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Tolib Radhiyalahu Anhu seraya berkata “Kamulah, kamulah !!” Ali bin Abi Tolib menjawab: ”Siapakah saya?” kata mereka “Kamulah sang pencipta !!” lalu Ali bin Abi Tolib menyuruh mereka untuk bertobat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Tolib menyalakan api dan membakar mereka.

41 H. Tahun ini adalah tahun yang dibenci oleh kaum rofidhoh karena tahun ini dinamakan tahun jama’ah atau tahun persatuan karena kaum muslimin bersatu di bawah pimpinan kholifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyalahu Anhu sang penulis wahyu karena Hasan bin Ali bin Abi Tolib menyerahkan kekhilafahan kepada Mu’awiyah, dengan ini maka surutlah tipu daya kaum rofidhoh.

61 H. Pada tahun ini Husein bin Ali terbunuh di karbala setelah ditinggal oleh penolongnya dan diserahkan kepada pembunuhnya.

260 H. Hasan Al Askari meninggal dan kaum rofidhoh menyangka bahwa imam ke 12 yang ditunggu-tunggu telah bersembunyi di sebuah lobang di Samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia.

277 H. Munculnya gerakan rofidhoh Qoromitoh yang didirikan oleh Hamdan bin Asy’ats yand dikenal dengan julukan Qirmit di kufah.

278 H. Munculnya gerakan Qoromitoh di bahrain dan Ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Saad Al Janabi

280 H. Munculnya kerajaan rofidhoh Zaidiyah di So’dah dan San’a di negeri Yaman yang didirikan oleh Husein bin Qosim Arrossi.

297 H. Munculnya kerajaan Ubaidiyin di mesir dan Maghrib (Maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al Mahdi.

317 H. Abu Tohir Arrofidhi Al Qurmuti masuk ke kota mekah pada hari tarwiya (8 Dzulhijjah) dan membunuh jamaah haji di masjidil Haram serta mencongkel Hajar Aswad dan membawanya ke Ahsa’ hingga kembali lagi pada tahun 355 H. Kerajaan mereka tetap eksis di Ahsa’ hingga tahun 466 H. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di Mousul dan Halab dan tumbang pada tahun 394 H. barangsiapa yang berkata dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pembohong." Semua ini supaya menghindar dari paertanyaan orang awam kepada ulama mereka tentang terlambatnya Imam Mahdi keluar dari persembunyiannya.

320-334 H. Munculnya kerajaan rofidhoh Buwaihi di Dailam yang didirikan oleh Buwaih bin Syuja’. Mereka membuat kerusakan di Baghdad. Pada masa mereka orang-orang bodoh mulai berani memakimaki sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.

339 H. Hajar Aswad dikembalikan ke Mekkah atas rekomendasi dari pemerintahan Ubaidiyah di mesir.

352 H. Pemerintahan Buwaihi menutup pasar-pasar tanggal 10 Muharrom serta meliburkan semua kegiatan jual beli, maka keluarlah wanita-wanita tanpa mengenakan jilbab dengan memukul diri mereka di pasar. Pada saat itu pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya Husein bin Ali bin Abi Tolib.

358 H. Kaum rofidhoh Ubaydiy menguasai mesir. Salah satu pemimpinya yang terkenal adalah Al Hakim Biamrillah yang mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan dan menyeru kepada pendapat reinkarnasi. Dengan ambruknya kerajaan ini tahun 568 H muncullah gerakan Druz.

402 H. Keluarnya pernyataan kebatilan nasab Fatimah yang digembar gemborkan oleh penguasa kerejaan Ubaidiyah di mesir dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum muslimin.

408 H. Penguasa kerajaan Ubaidiyah di mesir yang bernama Al Hakim Biamrillah mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dari kota Medinah ke Mesir sebanyak 2 kali.

Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang zindik untuk memindahkan jasad Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ke Mesir. Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyuruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam lalu masyarakat tidak rela dan memberontak membuat dia mengurungkan niatnya. Yang kedua ketika mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi.

Utusan ini tinggal didekat mesjid dan membuat lobang menuju kubur Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Lalu makar mereka ketahuan dan utusan tersebut dibunuh. 483 H. Munculnya gerakan Assasin yang menyeru kepada kerajaan Ubaidiyah di mesir didirikan oleh Hasan Assobah yang memiliki asal usul darah Persia.
Dia memulai dakwahnya di wilayah Persia tahun 473 H.

500 H. Penguasa Ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah diberi nama mahkota Husein. Mereka menyangka bahwa kepala Husein Bin Ali bin Abi Tolib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum rofidhoh yan berhaji ke tempat tersebut. Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat akal yang diberikan kepada kita.

656 H. Penghianatan besar yang dilakukan oleh rofidhoh pimpinan Nasiruddin Al Thusi dan Ibnul Alqomi yang bersekongkol dengan kaum Tartar Mongolia agar masuk ke Baghdad dan membunuh 2 juta muslim dan banyak dari Bani Hasyim yang seolah-olah dicintai oleh kaum rofidhoh. Pda tahun yang sama muncullah kelompok Nusairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair.

907 H. Berdirinya kerajaan Safawiyah di Iran yang didirikan oleh Shah Ismail Bin Haidar Al Safawi yang juga seorang rofidhoh. Dia telah membunuh hampir 2 juta muslim yag menolak memeluk mazhab rofidhoh. Pada saat masuk ke Baghdad dia memaki Khulafa’ Rosyidin di depan umum dan membunuh mereka yang tidak mau memeluk mazhab rofidhoh. Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang Sunni seperti Abu Hanifah.
Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Sofawiyah adalah ketika Shah Abbas berhaji ke masyhad untuk menandingi haji di Mekah. Pada tahun yang sama Sodruddin Al Syirozi memulai dakwahnya kepada mazhab Baha’iyah. Mirza Ali
Muhammad Al Syirozi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah. Sementara itu di India muncul kelompok Qodiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya dalah Nabi. Kerajaan Safawiyah berakhir pada tahun 1149 H.

1218 H. Seorang rofidhoh dari Irak daang ke Dar’iyah di Najd dan menampakkan kesalehan dan kezuhudan. Pada suatu hari dia sholat di belakang Imam Muhammad bin Su’ud dan membunuhnya ketika dia sedang sujud saat sholat ashar dengan belati. Semoga Allah memerangi kaum rofidhoh para pengkhianat.

1289 H. Pada tahun ini buku Fashlul Khitob Fi Tahrifi Kitabi Robbil Arbab (penjelasan bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad Annuri Attobrosi. Kitab ini memuat pendapat rofidhoh bahwasanya Al Qur’an yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi dan ditambah.

1389 H. Khomeini menulis buku Wilayatul Faqih dan Al Hukumah Al Islamiyah. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al Hukumah Al Islamiyah hal 35): Khomeini berkata bahwa termasuk hal pokok dalam mazhab kita adalah bahwa para imam kita memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi.

1399 H. Berdirinya pemerintahan rofidhoh di Iran yang didirikan oleh Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Syah Iran. Ciri khas negara ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama revolsi Islam di tanah suci Mekah pada hari mulia yaitu musim haji.
1400 H. Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya Imam Mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban. Sebagian pidatonya berbunyi demikian: Para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi tapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan tidak berhasil... yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi dan meluruskan segala penyimpangan adalah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu... begitulah menurut khomeini para Nabi telah gagal, termasuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam... sementara revolusi kafirnya
telah berhasil.

1407 H. Jamaah haji Iran mengadakan demonstari besar-besaran di kota Mekah pada hari jum’at di musim haji tahun 1407. Mereka melakukan tindakan perusakan di kota Mekah seperti kakek mereka kaum Qoromitoh, mereka membunuh beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, merusak dan membakar mobil beserta mereka yang berada di dalamnya. Jumah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk Saudi.

1408 H. Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di Mekah mengumumkan fatwa bahwa khomeini telah kafir.

1409 H. Pada musim haji tahun ini kaum rofidhoh meledakkan beberapa tempat sekitar Masjidil Haram di kota Mekah. Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan bangunan yang sangat besar. 16 pelaku insidenitu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 H.

1410 H. Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinya balasan yang setimpal. Kaum Rofidhoh membangun sebuah bangunan yang menyerupai Ka'bah, semoga Allah memerangi mereka.

(Sumber :Hakekat.com)

.

Minggu, 18 Januari 2015

Yang ingin tau dan belum tau Kuil Syiah Terbesar inilah infonya!


 Inilah Kuil Syiah Terbesar di Indonesia, Waspadalah...!!!

Oleh:  Abu Jundulloh Muhammad Faisal, S.Pd, M.MPd حفظه الله

AntiLiberalNews/ (http://antiliberalnews.com/…/inilah-kuil-syiah-terbesar-di…/)

Namanya adalah kuil Al-Mahdi. Kuil Syiah terbesar
di Indonesia ini beralamat di:

Jl. Raya Hankam RT 04/RW02 No : 79 Kel. Jati Ranggon, Jatisampurna, Pondok Gede, Bekasi.

Telp : 021-84305546
Situs Blog http://almahdymosque.blogspot.com/

Di samping menjadi sarana peribadatan kaum takfiri Syiah, kuil ini juga digunakan untuk :

1. Kajian “Tafsir Al-Quran” setiap Ahad pagi jam 09:00 yang di bawakan oleh Ust. Husein Alatas, Ust. Othman Omar Syihab dan Ust. Ali Albahar.
2. Pelajaran Bahasa Arab untuk pemula setiap hari Sabtu jam 15:30 oleh Ust. Hamid Alatas.
3. Pengajian ibu-ibu hari Senin-Kamis jam 20:30 oleh Ust. Ali Alhaddad, dll.
4. Pengajian anak-anak setiap hari jam 17:30
5. Tahfidz Al-Quran setiap hari jam 16:00
6. Majelis dzikir dan sholawat setiap malam Jumat jam 20:00
7. Perayaan Asyuro dll.

Padahal dalam suatu wawancara, Jalaluddin Rakhmat/Kang Jalal (Ketua Dewan Syuro IJABI/Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) pernah mengatakan bahwa mereka tidak akan mendirikan kuil khusus kaum takfiri Syiah.

* Penulis adalah aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat
Sumber : Nahimunkar ((http://www.nahimunkar.com/hati-hati-dan-waspada-ada-masjid…/)

#IndonesiaDamaiTanpaSyiah

Raih Amal Shalih!
Sebarkan keUmat Islam AhlusSunnah/Sunniy diNusantara, Nyatakan Syiah bukan Islam...
Barakallohu' fiikum

.


YANG BELUM TAHU


Ini bukan BISKUIT

Tidak untuk dijilat, juga bukan untuk dicelupin.
.
Ini namanya TURBAH KARBALA, batu bata berbentuk bulat pipih yang dicetak dari tanah Karbala.
.
Bagi pemeluk agama Syi'ah Imamiyah (Rafidhah), cetakan batu yang diambil dari tanah Karbala (IRAK) ini dijadikan alat pengganjal jidat kepala mereka ketika sujud.
.
Bagi kaum Syi'ah, jika sujud tanpa pengganjal (yang mirip biskuit OREO ini) maka ibadah mereka di anggap kurang afdhal.

Demikianlah beberapa contoh dari bukti kesesatan ajaran Syi'ah Rafidah, di mana mereka mengklaim dirinya (agar di akui) sebagai bagian dari Ummat ISLAM, meskipun ajarannya justru sangat bertentangan dengan Ajaran TAUHID & Sunnah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alayhi Wassallam.

Contoh : Sujud di atas batu berbentuk mirip biskuit 'Oreo' ini. Dan masih banyak lagi bukti-bukti kesesatan syi'ah lainnya.

* Kesimpulan :
.
--. SYI'AH BUKAN ISLAM ....!
.
--. Ajaran SYI'AH SANGAT SESAT LAGI MENYESATKAN....!
.
--. Ajaran SYI'AH adalah Ancaman Bagi Ummat & Agama Islam...!
.
Wallahul Musta'an.

Minggu, 16 Februari 2014

BUKU FENOMENAL : PUKULAN TELAK UNTUK PARA SYI'AH !




"MENGAPA SAYA KELUAR DARI SYI'AH"
--------------------------------------------
Kami Sertakan Link Free Download~Ebook Gratis !
Silahkan Lihat di Bawah tulisan ini .

~ MUKADDIMAH ~
'

Dengan Terbitnya Buku ini, ternyata sangat membuat geram para penganut ajaran Syiah, mereka pun berdalih dengan mengeluarkan banyak bantahan-bantahan termasuk isyu bahwa Assyayid Husain Al-Maliki adalah tokoh fiktif atau rekaan, sama halnya dengan tokoh rekaan ‘Abdullah bin Saba’ penyebar agama Syiah yang dihukum oleh Imam Ali, ra.

Buku ini menjadi dasar bagi banyaknya penganut Syiah yang bertaubat dan kembali ke ajaran yang benar..'

Buku yang berjudul asli “Lillahi Tsumma Li At-Tharikh” ini ditulis oleh mantan ulama kalangan Syiah yang lahir di Karbala (Iraq). Belajar di kota ilmu (hauzah) di Najaf tempat para ulama menimba ilmu agama. Ia mendapat gelar mujtahid di kalangan Syiah yaitu dari Sayid Muhammad Husain Ali Kasyif Al-Ghitha’. Selain itu, beliau juga mempunyai kedudukan yang istimewa di sisi Imam Ayatollah Khomeini.yang dengan demikian pada awalnya ia adalah seorang ulama Syiah yang disegani sebelum akhirnya mendapat hidayah dan kembali ke jalan yang benar, ahlussunnah (Sunni).

Tentang Abdullah bin Saba’

Buku ini membahas pertama kali mengenai keberadaan Abdullah bin Saba’ yaitu tokoh Yahudi (menampakkan diri sebagai seorang Muslim) yang menyempal dari ajaran Nabi Muhammad -shollallohu ‘alayhi wasallamdan mempelopori aliran Syiah.

Penyimpangan Abdullah bin Saba’ adalah ia menuhankan Sahabat Ali – Radhiyallohu anhu. Ia juga mencaci maki Abu Bakar, Umar dan Ustman serta sahabat-sahabat lainnya -Radhiyallohu anhum serta istri-istri Rasulullah.

Kebanyakan ulama Syiah tidak mengakui keberadaan Abdullah bin Saba’ dan menyatakan ia hanyalah dongengan kaum Sunni. Namun di kitab terkenal kaum Syiah yaitu Ashlu Asy-Syi’ah wa Ushuluha hal 40-41 penulis mendapatkan pernyataan yang menunjukkan keberadaan Abdullah bin Saba’. Misalnya tertulis di dalamnya, “Adapun Abdullah bin Saba’ yang mereka lekatkan dengan Syiah, maka seluruh kitab Syiah menyatakan melaknatnya dan berlepas diri daripadanya….” Bukan itu saja, keberadaan Abdullah Bin Saba’ pun tertulis dalam kitab-kitab muktabar kaum Syiah seperti riwayat dari Abu Ja’far, Al-Maqmani dalam Tanqihu Al-Maqal fi Ilmi Rijal, Ibnu Abi al-Hadidi dalam Syarah Nahjul Balaghah, Sayid Ni’matullah al Jazairi dalam Al- Anwar An-Nu’maniyah dan seterusnya. Jadi banyak ulama Syiah telah berbohong dengan mengatakan Abdullah bin Saba’ adalah tokoh reka-reka kalangan Sunni.

Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak/dibatasi waktunya)

Penulis tidak lupa membahas pernikahan Mut’ah yang menjadi syariat di kalangan kaum Syiah. Secara istilah mut’ah berarti seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan memberikan sejumlah harta tertentu dalam waktu tertentu, pernikahan ini akan berakhir sesuai dengan batas waktu yang telah di tentukan tanpa talak serta tanpa kewajiban memberi nafkah atau tempat tinggal dan tanpa adanya saling mewarisi antara keduanya (bila) meninggal sebelum berakhirnya masa nikah mu’ah itu.

--. (Fathul Bari 9/167, Syarah shahih muslim 3/554, Jami’ Ahkamin Nisa’ 3/169).

Mut’ah pada awal Islam diperbolehkan oleh Rasulullah ketika dalam peperangan. Ini dapat dilihat pada Hadits Abdullah bin Mas’ud: “berkata: Kami berperang bersama Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedangkan kami tidak membawa istri istri kami, maka kami berkata bolehkan kami berkebiri? Namun Rasululloh melarangnya tapi kemudian beliau memberikan kami keringanan untuk menikahi wanita dengan mahar pakaian sampai batas waktu tertentu”.

--. (HR. Bukhari 5075, Muslim 1404).

Kemudian hukum diperbolehkannya Mut’ah telah dimansukh (dihapuskan) dengan dalil antara lain: Hadits Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu: “Dari Ali bin Abi Thalib berkata: Sesungguhnya Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang nikah mut’ah dan memakan daging himar jinak pada perang khaibar”

--. (HR. Bukhari 5115, Muslim 1407).

Namun, di kalangan Syiah – Mut’ah justru dianjurkan dengan membuat berbagai riwayat dusta seakan-akan Mut’ah mempunyai keutamaan semisal : Nikah Mut’ah satu kali seakan berkunjung ke Ka’bah tujuh puluh kali. Mengkafirkan yang tidak menjalankannya. Berpahala dan diampuni dosa berkat mut’ah yang dilakukannya.
Akan aman dari murka Allah.

Dengan riwayat-riwayat tersebut maka para ulama kota ilmu Najaf, wilayah Husainiyat dan para imam bersemangat melakukan Mut’ah dengan banyak wanita setiap hari. Imam Al-Kulaini menjelaskan bahwa Mut’ah dibolehkan walau hanya dengan satu kali tidur antara laki-laki dan wanita. Tidak disyaratkan apakah wanita tersebut telah baliq dan berakal. Ketika seorang Imam (terkenal dalam revolusi Iran tahun 1979) pergi ke Iraq, penulis sering berkunjung kepadanya untuk menuntut ilmu. Suatu ketika, penulis dan Imam tersebut diundang ke kota sebelah barat Mosul. Mereka disambut dengan gembira dan dimuliakan dan tinggal di salah satu keluarga Syiah di sana.

Sepulangnya dari sana mereka melewati Baghdad dan ingin beristirahat di rumah sahabat Imam asal Iran yang bernama Sayid Shahib. Ia pun meminta si Imam untuk menginap di situ. Setelah acara akan malam yang dihadiri oleh beberapa kenalan, maka ketika hendak tidur, Imam melihat anak perempuan yang sangat cantik berumur sekitar 4-5 tahun. Imam meminta kepada bapaknya yaitu Sayid Shahib agar diijinkan mut’ah dengannya. Sang bapak menyetujuinya dan bahkan sangat senang walaupun malam itu terdengar si anak menangis. Walaupun penulis menunjukkan ketidaksukaannya dengan kejadian itu tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Imam itu memang membolehkan Mut’ah dengan anak yang masih disusui asalkan sekedar cumbuan – tidak dengan jima’ yang sesungguhnya

--. (lihat kitabnya Tahrir Al-Wasilah 2/241, Nomor 12).

Anehnya, Mut’ah diperbolehkan oleh para ulama dan Imam Syiah tetapi ketika putri-putri mereka diminta untuk dinikahi Mut’ah oleh para pemuda maka mereka menolak dan mengatakan hal itu haram atas anak-anak para pembesar.

Sesungguhnya sangat besar kerusakan Mut’ah ini karena merusak syariat, bahkan Mut’ah ini dilakukan tanpa saksi dan boleh dengan wanita bersuami. Jadi tidak lain hanyalah zina belaka. Ada suatu kejadian dimana seorang wanita yang pernah Mut’ah dengan seorang tokoh yaitu Sayid Husain Shadr dua puluh tahun lalu dan kemudian memperoleh anak perempuan darinya, diketahui kemudian ketika anaknya telah besar ternyata hamil pula olehnya karena Mut’ah. Tidak sampai di sini saja kerusakan kalangan Syiah, merekapun membolehkan mendatangi istri ‘di tempat’ yang tidak seharusnya dan jelas-jelas dilarang dalam Islam, malahan dalam keadaan darurat seorang pria yang kesepian ketika jauh dari rumah dan tidak ingin berzina diperbolehkan ‘mengawini’ laki-laki yang belum berjenggot (homoseksual), sungguh suatu kemaksiatan besar.

Kitab Samawi

Ada kitab-kitab samawi selain al-Qur’an yang diyakini kaum Syiah diturunkan kepada Nabi Muhammad – Shollallohu ‘alayhi wasallam dan dikhususkan untuk Imam Ali – Radhiyallohu anhu dan ditulisnya, kitab-kitab ini disembunyikannya yaitu :

1.Al-Jamiah
2.Shahifah An-Namus
3.Shahifah Al-Abithah
4.Mushaf Fathimah
5.Al-Qur’an tersembunyi yang ada pada Ali dan para Imam sesudahnya (ini berarti yang ada saat ini dianggap tidak asli)
6.Taurat, Injil dan Zabur dst. hingga 12 kitab.

Ini menunjukkan bahwa mereka mempercayai adanya firman Allah dalam kitab selain Al-Qur’an Al-Karim yang ada saat ini.

Imam Kedua Belas
Mereka yang mengikuti ajaran ini disebut sebagai Syiah Imamiyah mempercayai bahwa mereka mempunyai 12 orang pemimpin, yang pemimpin pertamanya adalah Imam Ali ra. Imam Kedua Belas yang dikenal dengan nama al-Qasim atau al-Muntazhar diyakini kelak akan :

*Membunuh orang Arab.

*Menghancurkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dan menganggap lebih baik Karbala di Iraq.

*Menegakkan hukum keluarga Daud dan Sulaiman. Dari sini bisa diketahui bahwa nuansa ajaran Yahudi sangat kental dalam ajaran Syiah.

Demikian sekilas isi buku “Mengapa Aku Keluar Dari Syiah” dimana karena buku ini, melalui fatwa dari ulama Hauzah, penulis buku ini telah dicabut semua gelar keilmuannya, dimurtadkan dan kalangan Syiah diharamkan membaca bukunya. Masih banyak yang dibahas dalam buku tersebut seperti a.l. masalah Khumus (infaq 1/5 dari harta orang Syiah yang diambil oleh para ulama mereka), kebencian, pengkafiran dan penghalalan darah serta harta Ahlus Sunnah di mata orang Syiah, caci maki dan hinaan mereka terhadap sahabat (Abu Bakar, Umar, Utsman Radhiyallohu anhum) serta istri-istri Nabi (Aisyah, Hafshah), celaan dan fitnah terhadap Rasulullah dalam masalah perkawinan beliau dengan Zainab mantan istri Zain bin Haritsah dan lain sebagainya.

Wallahu a’lam bishshowab
----------------------------------
Di sertai dengan Link Download - Ebook / Buku tersebut.

http://kabarbumisuriah.blogspot.com/2013/10/ebook-buku-kenapa-aku-meninggalkan-syiah.html
-----------------------------------

~RINGKASAN ISI BUKU~

Sayyid Husain Al-Musawi bukanlah nama yang asing di kalangan Syi'ah. Dia adalah ulama besar Syi'ah yang lahir di Karbala dan belajar di Hauzah hingga mendapat gelaran mujtahid.Dia juga mempunyai kedudukan yang istimewa di sisi Imam Ayatullah Khomeini.

Setelah melalui pengembaraan spiritual yang panjang,dia akhirnya keluar dari Syi'ah,kerana menemukan begitu banyak penyimpangan dan kesesatan.Tulisan ini disarikan dari bukunya,'Mengapa Saya Keluar Dari Syi'ah'. Pertanggungjawabannya untuk Allah dan sejarah sebelum akhirnya dia dibunuh.

Aku lahir di Karbala,tumbuh di lingkungan orang-orang Syi'ah dan diasuh oleh bapaku,yang taat beragama.Aku belajar dibeberapa sekolah yang ada di kota hingga menjangkau usia remaja. Kemudian bapaku mengirimkuke sebuah Hauzah, semacam pesantren,di kota ilmu Najaf.Ini merupakan induk kota ilmu,tempat para ulama yang terkenal,menimba ilmu agama,seperti Imam Sayyid Muhammad Ali Husain Kasyif Al-Ghita. Dia adalah tokoh di Kota Ilmu.Semenjak itu aku mulai serius memikirkan masalah ilmu.Aku mempelajari mazhab Ahlul-Bait,tetapi di sisi lain aku mendapat celaan dan serangan terhadap Ahlul-Bait.

Aku belajar tentang masalh-masalah syari'at untuk beribadah kepada Allah tetapi di dalamnya terdapat nash-nash yang menyatakan kekafiran terhadap Allah SWT."Ya Allah,apakah yang aku pelajari ini?Apakah mungkin ini semua merupakan madzhab Ahlul-Bait yang benar?"

Sesungguhnya hal ini menyebabkan terpecahnya keperibadian seseorang.Kerana,bagaimana dia menyembah Allah sementara di sisi lain dia kufur kepada Allah? Bagaimana dia mengikuti sunnah Rasulullah sementara di sisi lain dia menyerangnya? Bagaimana dikatakan mengikut ahlul bait,mencintai dan mempelajari madzhab mereka,sementara dia manghina dan mengejek mereka?

"Turunkan rahmat dan kasih sayangMu Ya Allah.Jika bukan kerana rahmatMu,nescaya aku termasuk orang yang sesat, bahkan termasuk orang yang rugi".

Aku kembali bertanya kepada diriku,"Apa sikap para tokoh,imam dan orang-orang yang dianggap sebagai ulama?Apakah sikap mereka terhadap hal ini?Apa mereka melihat seperti yang aku lihat?Apakah mereka mempelajari apa yang aku pelajari?"

Aku butuh seseorang untuk mengadukan semua kebingunganku dan menumpahkan seluruh kesedihanku.Akhirnya aku mendapat petunjuk dengan mendapatkan idea yang bagus,iaitu melakukan study yang komprehensif dan mengkaji lagi semua materi pelajaran yang pernah aku dapatkan.Aku membaca semua yang aku dapatkan dari referensi,baik yang mu'tabar,maupun yang tidak.

Aku membaca setiap buku yang sampai ke tanganku.Aku merenung untuk mengkaji beberapa alinea dan nash-nash tersebut dan aku komentarkan berdasarkan pemikiran yang ada di dalam otakku.

Ketika selesai membaca referensi yang mu'tabar,aku mendapatkan sejumlah kertas,lalu aku simpan,semoga pada suatu hari nanti Allah menetapkan suatu keputusan bagiku.

Aku memohon kepada Allah dalam menjelaskan kebenaran ini. Akan banyak tuduhan,fitnah, dan usaha pembunuhan yang akan ditemui kalau seseorang membuka kesesatan Syi'ah, tapi aku sudah memperhitungkan semua itu, dan hal itu tidak menghalangku untuk melakukannya.

Orang-orang Syi'ah telah membunuh bapa para pemimpin kami,iaitu Ayatullah Uzhma Imam Sayyid Abul Hasan Al-Ashfani, seorang imam Syi'ah terbesar setelah masa keghaiban imam hingga sekarang.Tidak diragukan lagi bahawa beliau adalah seorang tokoh besar Syi'ah,namun,ketika beliau hendak meluruskan manhaj Syi'ah dan membersihkan khurafat-khurafat yang ada didalamnya,mereka menyembelihnya sebagaimana menyembelih seekor kambing. Sebagaimana mereka juga telah membunuh Sayyid Ahmad Al-Kasrawi ketika ia menyatakan berlepas diri dari penyimpangan-panyimpangan Syi'ah dan hendak meluruskan manhaj Syi'ah, mereka mencincang tubuh Sayyid Ahmad menjadi beberapa potong.

Masih banyak orang yang mengalami nasib sama kerana keberanian mereka dalam menentang aqidah yang bathil yang dimasukkan kedalam madzhab Syi'ah. Dan mereka juga menghendakki aku mengalami nasib yang sama.Namun hal itu tidak menggetarkanku.Cukuplah bagiku untuk menympaikan kebenaran,menasihati saudaraku,memberi peringatan kepada mereka,dan berpaling pada kesesatan.

Seandainya aku menginginkan kesenangan dunia,mut'ah(nikah kontrak)dan khumus(seperlima harta yang diinfakkan para penganut Syi'ah) telah cukup untuk mewujudkan semua itu,sebagaimana dilakukan orang selain aku yang menjadi kaya di daerahnya masing-masing. Sebahagian mereka menaiki kereta yang paling mewah dengan model paling mutakhir. Tetapi alhamdulillah aku berpaling dari semua itu sejak aku mengenal kebenaran.

Sabtu, 08 Februari 2014

"PERLU KITA KETAHUI" Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ?



1. Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj

Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah

2. Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) :
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir/hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.

Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad

3. Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat

Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.

4. Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk
rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.

Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni),
maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.

5. Ahlussunnah : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah)
adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum

Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka).

6. Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang
tidak mempunyai sifat Ma’shum. Berarti mereka dapat berbuat salah/dosa/lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.

Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut
mempunyai sifat Ma'’hum, seperti para Nabi.

7. Ahlussunnah : Dilarang mencaci-maki para sahabat. Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW
wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja.
Alasannya karena para sahabat membai'at Sayyidina Abu Bakar
sebagai Khalifah.

8. Ahlussunnah : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat
dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin.

Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.

9. Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan
rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :
a) Bukhari
b) Muslim
c) Abu Daud
d) Turmudzi
e) Ibnu Majah
f) An Nasa’i

(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).

Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat :
a) Al Kaafi
b) Al Istibshor
c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
d) Att Tahdziib

(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).

10. Ahlussunnah : Al-Qur'an tetap orisinil (asli)

Syiah : Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan
ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).

11. Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang
taat kepada Allah dan Rasul Nya. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah
dan Rasul Nya.

Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang
cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada
Rasulullah. Neraka diperuntukkan bagi orang-
orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.

12. Ahlussunnah : Aqidah Raj’Ah tidak ada dalam ajaran
Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat,
manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas
dendam kepada musuh-musuhnya.

Syiah : Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana
diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk
membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar,
Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai
mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan
atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Keterangan : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.

13. Ahlussunnah : Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan
perbuatan zina dan hukumnya haram. Syiah : Mut’ah sangat
dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh
golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.

14. Ahlussunnah : Khamer/arak tidak suci.

Syiah : Khamer/ arak suci.

15. Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.

Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci
dan mensucikan.

16. Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri hukumnya sunnah.

Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri membatalkan shalat. (jadi shalatnya bangsa Indonesia
yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang Syiah dihukum tidak
sah/ batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri).

17. Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah.

Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam
shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya. (Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).

18. Ahlussunnah : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang
bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i.

Syiah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.

19. Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan. Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan. (padahal semua Auliya’ dan salihin
melakukan shalat Dhuha).

dan masih banyak lagi perbedaan antara Ahlussunnah & Syiah yg belum diungkapkan disini.

Minggu, 26 Januari 2014

TENTANG SYI'AH - BAGIAN VI

PENGKHIANATAN SYI'AH TERHADAP ISLAM DALAM SEJARAH:

Di bawah ini adalah ringkasan sejarah Syi’ah terutama kelompok (firqoh) Syi’ah yang bernama Itsna Asy’ariyyah (pengikut 12 Imam Syi’ah) atau Rofidhoh (yang menolaki keyakinan imam mereka sendiri yang ternyata menolak membenci para Khulafahur Rosyidin), kelompok yang terbesar dari aneka pecahan (firqoh) Syi'ah, dan yang saat ini resmi berkuasa dan dominan, di negara Iran.

Mereka adalah yang menolaki sama-sekali bahkan mengkafirkan para Imam-Khulafahur Rosyidin kecuali Kholifah Ali bin Abi Tholib - rodhiollohu ‘anhu - dan menolaki sama-sekali bahkan mengkafirkan ribuan sahabat Rosululloh - shollollohu ‘alaihi wasallam - (termasuk sebagian sangat besar karenanya juga Hadits yang diriwayatkan mereka).

Dan mereka mengakui hanya segelintir dari para Sahabat, yakni hanya Sahabat yang dari Persia dan Sahabat yang pernah berselisih-pendapat dengan para Kholifah selain Kholifah Ali, rodhiollohu ‘anhum.

Mereka juga mengaku mencintai Ahlul Bait, namun sebenarnya menjebak dan memfitnah Ahlul Bait. Dan sebagian dari kaum yang disebut Ahlul Bait itu mempercayai ini dan ikut menyuburkannya, sayang-sekali.

Marilah kita renungkan bahwa yang biasanya disebut dengan ‘Ahlul Bait’ – terutama di Indonesia, adalah keturunan Al Husain bin Ali Bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu yang sudah tercampur darah Persia dari istrinya. Maka tak aneh juga jika mereka sampai terpengaruh ini. Dan ingatlah bahwa Kholifah/Imam Umar dibunuh tawanan Persia, Abu Lu’lu Al Majusi, yang menipu dan menusukinya saat beliau memimpin sholat Subuh.

Marilah juga kita ingat bahwa peristiwa terbunuhnya Kholifah/Imam Al Husain adalah karena melawan Kholifah Yazid bin Mu’awiyah. Imam Al Husain tak setuju atas pengangkatan Yazid sebagai Kholifah oleh ayahnya sendiri, yakni Mu’awiyah rodhiollohu ‘anhu. Dan beliau tidak sudi berbai’at kepada Yazid.

Ini adalah hal yang sangat disenangi musuh Islam sehingga ini semua dibumbui macam-macam untuk perpecahan muslim

Dan mereka memperingati kematian Al Husain rodhiollohu ‘anhu dalam peristiwa Asy-Syurah 10 Muharram dengan cara menyiksai diri mereka sendiri.

Mengapa tak memperingati kematian Imam/Kholifah Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu yang kiranya lebih tragis saat beliau hendak sholat Subuh, dan jelas adalah Imam yang disepakati Sunni-Syi’ah? Atau kematian Umar rodhiollohu ‘anhu yang adalah menantu dari Ali rodhiollohu ‘anhu yang ditusuki tawanan perang Persia, saat beliau sedang memimpin sholat Subuh? Atau kematian Utsman rodhiollohu ‘anhu, menantu dua kali dari Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam, yang juga adalah kerabat mereka? 

Ingatlah bahwa munculnya Syi’ah tak lepas dari peranan ‘Abdullan bin Saba, Yahudi yang berpura-pura masuk Islam dan bersama anak-buahnya menghasuti umat Islam agar membunuh Kholifah Utsman rodhiollohu ‘anhu dan menghasuti umat bahwa kedudukan Ali rodhiollohu ‘anhu lebih tinggi daripada kedudukan para Kholifah lain, lebih pantas memimpin umat  Padahal ini dibantah oleh Ali rodhiollohu ‘anhu sendiri.

Dan kedudukan Al Hasan bin Ali bin Abi Tholib yang justru mendamaikan dua pasukan besar Islam yang hendak berbunuhan karena berebut hak kekholifahan sepeninggal Kholifah Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu menjadi kurang dikemukakan mereka.   

Padahal Imam Al Mahdi yang akan datang memimpin dunia adalah dari keturunan Al Hasan, dari berita dari Hadits dan bukan dari keturunan Al Husain sebagaimana diyakini Syi’ah dari berita yang tidak cukup dapat dipertanggungjawabkan.

Di sinilah pintu masuk Iblis, Setan melalui agen-agennya, antek-anteknya, yakni manusia durjana – yang adalah hal ini adalah kaum Yahudi dan Persia yang saat itu memang banyak di tanah Persia (Iran kini) – dalam menipui umat. Dan menceritakan macam-macam. Mempropagandakan macam-macam. Termasuk aneka ajaran ‘aqidah yang secara bertahap semakin jauh dari Islam.

Misalnya ajaran berlebihan akan kesaktian para Imam Syi’ah yang dimulai dari Ali hingga Imam Mastur atau Imam al Mahdi versi Syi’ah yang sudah dilahirkan seribuan tahun lalu namun sedang bersembunyi secara ghaib (termasuk kemampuan mereka menguasai ilmu menentukan nasib penduduk Bumi dan kematiannya), ajaran berlebihan akan keramatnya kuburan para Imam Syi’ah sehingga dijadikan tempat beribadah (padahal ini dilarang Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam), ajaran berlebihan akan ma’shumnya para imam (bahkan segala hal tentangnya adalah suci), ajaran dianjurkannya berhubungan seks bebas dengan dalih mut’ah (menikah sementara-berjangka atau kontrak), dan lain-lain.    

Masih ada lain-lain ciri fundamental mereka yang membedakan mereka daripada Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Kini, semakin santer di Indonesia. Berhati-hatilah.

Ringkasan peristiwa pentingnya:

14 Hijirah (Hijriyyah) - Peristiwa yang terjadi pada tahun 14 Hijriyyah inilah pokok dan azas dari kebencian kaum Syi’ah Rofidhoh terhadap Islam dan kaum Muslimiin, karena pada tahun ini meletuslah perang Qodisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan Persia, kerajaan majusi, nenek-moyang agama kaum Rofidhoh, yang di sana juga terdapat banyak komunitas Yahudi yang membenci Muslimiin.
Pada saat itu kaum Muslimiin dibawah kepemimpinan Umar bin Khottob rodhiollohu ‘anhu.

16 Hijriyyah. - Kaum Muslimiin berhasil menaklukkan ibukota kekaisaran Persia, Mada’in. Dengan ini hancurlah kerajaan Persia, yang di wilayahnya juga terdapat banyak komunitas Yahudi. Kejadian ini masih disesali oleh kaum Rofidhoh hingga saat ini. Dan in syaa Allah inilah asal-muasal munculnya pemikiran, ‘aqidah, agama Syi’ah, warisan pemikiran, ‘aqidah, agama Yahudi dan Persia.

23 Hijriyyah. - Abu Lu’lu’ah Al Majusi yang dijuluki Baba Alauddin oleh kaum Rofidhoh membunuh Kholifah/Imam Umar bin Khottob rodhiyalahu ‘anhu saat beliau mempimpin sholat Subuh. Abu Lu’lu’ah al Majusi adalah tawanan perang Persia yang telah dibebaskan berkeliaran, dan menusuki dari belakang Imam Umar bin Khattab rodhiollohu ‘anhu saat beliau mempimpin sholat Subuh.
Kuburan Abu Lu’lu’ah hingga kini menjadi obyek ziarah kaum Syi’ah, dan dipuja-puji sebagai seorang pemberani.

34 Hijriyyah. - Munculnya ‘Abdullah bin saba’, si Yahudi dari Yaman yang dijuluki Ibnu Sauda’ dan berpura-pura masuk Islam tetapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan Kholifah ketiga Kholifah/Imam Utsman bin Affan rodhiyalahu ‘anhu hingga Kholifah/Imam Utsman dibunuh oleh para pemberontak Khawarij di rumahnya karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’) ini pada tahun 35 Hijriyyah.
Keyakinan yang diserukan oleh ‘Abdullah bin Saba’ berasal dari akar ‘aqidah dan legenda Yahudi-Nasrani dan Majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Tholib rodhiyalahu ‘anhu, wasiat, roj’ah, wilayah, keimamahan, bada’ dan lain-lain.

36 Hijriyyah. - Ummul Mu’miniin ’Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq - rodhiyallahu ‘anha – mengajak orang-orang agar menyelidiki, dan menuntut keadilan atas tertumpahnya darah Kholifah Utsman - rodhiollohu ‘anhu -, dan jumlah mereka menjadi sekitar tiga ribu orang. ’Aisyah rodhiyallahu ’anha yang adalah janda Rosululloh  - shollollohu ‘alaihi wasallam - dan juga anak Kholifah Abu Bakar Ash Shiddiq - rodhiollohu ‘anhu -, bersama-sama kerabatnya yang juga adalah para sahabat Rosululloh Muhammad shollollohu ‘alaihi wasallam, Thalhah - rodhiollohu ‘anhu - dan Zubair - rodhiollohu ‘anhu -, berangkat untuk mendamaikan potensi peperangan antara Kholifah Ali dan Mu’awiyah.
Malam sebelum terjadinya perang Jamal (Perang Unta) kedua belah pihak, yakni pihak pasukan Ummul Mu’miniin ‘Aisyah rodhiollohu ‘anhu dan pasukan Kholifah Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu telah bersepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara ‘Abdullah bin Saba’ dengan komplotannya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah dan peperangan seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’.
Saat Kholifah Ali rodhiollohu ’anhu mengetahui ini dan akhirnya datang ke sana, kedua sahabat besar Rosululloh sholollohu ’alaihi wasallam yang dijamin masuk surga itu telah terbunuh. Dicatat bahwa Ali sangat sedih meratap karenanya.
Salah satu ummahatul mu’minin (para ibunda kaum beriman atau para istri Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam), ‘Aisyah binti Abu Bakar ash Shiddiq rodhiyallahu ’anha itu pun tetap dimuliakan dan diantarkan ke Madinah, yang ternyata ini membuat kaum Khawarij marah atas kebijaksanaan Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ’anhu karena seharusnya tawanan pun harus ditawan.
Kaum Khawarij ini kemudian dibantah serta diinsyafkan tiga perempat darinya oleh juru perunding Sahabat ‘Abdullah bin Abbas - rodhiyallahu ’anhu - kemudian, dengan menggunakan dalil-dalil  ayat-ayat Al Quran dan Hadits terutama mengenai keutamaan salah satu dari Ummahatul Mu’miniin, para ibunda kaum beriman, ‘Aisyah - rodhiyallahu ’anha - tersebut.    
Pada masa kelhilafahan Ali bin Abi Tholib kelompok ‘Abdullah bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Tholib - rodhiollohu ‘anhu - seraya berkata “Kamulah, kamulah … !” Imam Ali bin Abi Tholib menjawab dengan bertanya, ”Siapakah saya?” Dan kata mereka “Kamulah (Ali) sang Pencipta!” Lalu Ali bin Abi Tholib menyuruh mereka untuk bertobat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Tholib membuang mereka.

41 Hijriyyah. - Tahun ini adalah tahun yang dibenci oleh kaum Syi’ah Rofidhoh karena tahun ini dinamakan tahun “Jama’ah” atau Tahun Persatuan karena Al Hasan bin Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu mendamaikan ribuan dua pasukan kaum Muslimiin yang hendak saling menumpasi yakni pasukan Al Hasan dan Mu’awiyah, dan Al Hasan rodhiollohu ‘anhu mengalah dan mengundurkan diri dari hak kekholifahan dengan sejumlah syarat, maka semuanya bersatu dibawah kepemimpinan Kholifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan - rodhiollohu ‘anhu - sang penulis wahyu.
Dan dengan ini maka surutlah tipu daya kaum Rofidhoh. Disayangkan banyak kalangan, Mu’awiyah di kemudian hari mengangkat anaknya sendiri - Yazid bin Mu’awiyah - menjadi Kholifah, yang ditentang banyak orang. Dan para penentangnya menginginkan Al Husain bin Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu menjadi Kholifah pengganti Mu’awiyah.

61 Hijriyyah. - Pada tahun ini Al Husain bin Ali rodhiollohu ‘anhu yang menolak menyatakan setia, berbai’at kepada kepemimpinan Yazid bin Mu’awiyah sebagai Kholifah, terbunuh di padang Karbala setelah ditinggalkan oleh penolongnya yang menyuratinya agar datang ke Persia untuk mendukungnya sebagai Kholifah (kaum yang menyebut dirinya sebagai Syi’ah) dan justru diserahkan kepada pembunuhnya, pasukan suruhan Yazid bin Mu’awiyah. Al Husain yang hanya bersama rombingan pasukan kecil, terbunuh, dipenggal.

260 Hijriyyah. – Yang disebut sebagai Imam Keduabelas Syi’ah - Hasan Al Asykari - meninggal dalam keadaan masih berusia kecil, dan kaum Rofidhoh kemudian membuat berita bahwa bahwa imam kedua belas (12) yang ditunggu-tunggu ini, sedang bersembunyi di sebuah lobang gua di Samurra’  dan akan kembali lagi ke dunia untuk menuntut balas.
Hingga kini, ia masih tak ada di dunia ini, namun kaum Syi’ah juga masih menunggui kedatangannya dan berusaha agar kemungkinan ini diperbesar. Ia disebut sebagai Imam al Mahdi versi Syi’ah atau Imam Mastur (yang lenyap berembunyi).

277 Hijriyyah. - Munculnya gerakan Rofidhoh Qoromitoh yang didirikan oleh Hamdan bin Asy’ats yang dikenal dengan julukan Qirmit di Kufah, Persia.

278 Hijriyyah. - Munculnya gerakan Qoromitoh di Bahrain dan Ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Saad Al Janabi

280 Hijriyyah. - Munculnya kerajaan Rofidhoh Zaidiyah (pengikut Zaid) di So’dah dan San’a di negeri Yaman yang didirikan oleh Husain bin Qosim Arrossi.

297 Hijriyyah. - Munculnya kerajaan Ubaidiyyiin di Mesir dan Maghribi (Maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al Mahdi.

317 Hijriyyah. - Abu Tohir Arrofidhi Al Qurmuti masuk ke kota Makkah pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan membunuhi jamaah haji di Masjidil Haram, serta mencongkel Hajar Aswad dan membawanya ke Ahsa’ hingga baru dapat dikembalikan lagi ke Ka’bah pada tahun 355 Hijriyyah. Kerajaan mereka tetap eksis di Ahsa’ hingga tahun 466 Hijriyyah. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di Mosul dan Halab dan tumbang pada tahun 394 Hijriyyah.

329 Hijriyyah. - Pada tahun ini Allah telah menghinakan kaum Rofidhoh karena pada tahun ini dimulailah peristiwa “Ghoibah al Kubro” atau “menghilang selamanya”, karena menurut mereka Imam Rofidhoh XII yang diyakini Syi’ah sebagai Imam al Mahdi  - namun tak pernah muncul - telah menulis surat dan sampai kepada mereka yang bunyinya, “Telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa diijinkan oleh Allah, barangsiapa yang berkata dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pembohong”.
Semua ini kiranya adalah supaya mereka dapat menghindar dari pertanyaan orang awam kepada ‘ulama mereka tentang terlambatnya Imam al Mahdi al Mastur itu ‘keluar dari persembunyiannya’ (yang berlanjut hingga kini sekitar seribuan tahun lebih kemudian).

320-334 Hijriyyah. - Munculnya kerajaan Rofidhoh Buwaihi di dailam yang didirikan oleh Buwaih bin Syuja’. Mereka membuat kerusakan di Baghdad. Pada masa mereka orang-orang jahil, bodoh, mulai berani memaki-maki (tasayyu’ terhadap) para sahabat Nabi shollollohu ‘alaihi wasallam, rodhiollohu ‘anhum.

339 Hijriyyah. – Batu Hajar Aswad dikembalikan ke Makkah atas rekomendasi dari pemerintahan Ubaidiyah di Mesir.

352 Hijriyyah. - Pemerintahan Buwaihi menutup pasar-pasar pada tanggal 10 Muharrom (Asy-Syuraah) serta meliburkan semua kegiatan jual-beli. Maka keluarlah wanita-wanita tanpa mengenakan jilbab dengan juga memukuli diri mereka di pasar-pasar (sebagai bentuk budaya solider mereka atas meninggalnya Al Husain. Pada saat itu pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya Husain bin Ali bin Abi Tholib (Asy-Syuraah).

358 Hijriyyah. - Kaum Rofidhoh Ubaydiyyiinh menguasai Mesir. Salah satu pemimpinnya kemudian yang terkenal adalah Al Hakim Biamrillah, karena mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, dan menyeru kepada pendapat Reinkarnasi. Dengan ambruknya kerajaan ini tahun 568 Hijriyyah muncullah gerakan Druz.

402 Hijriyyah. - Keluarnya pernyataan kebatilan nasab Fatimah yang digembar-gemborkan oleh penguasa kerejaan Ubaidiyah di Mesir (yang bukan keturunan Quraisy) dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah Zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum Muslimiin.

408 Hijriyyah. - Penguasa kerajaan Ubaidiyah di mesir yang bernama Al Hakim Biamrillah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi shollollohu ‘alaihi wasallam dari kota Madinah ke Mesir sebanyak dua kali. Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang Zindiq untuk memindahkan jasad Nabi shollollohu ‘alaihi wasallam ke Mesir. Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyuruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu masyarakat tidak rela dan memberontak, dan ini membuat dia mengurungkan niatnya.
Yang kedua adalah ketika ia mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi. Utusan ini tinggal didekat masjid Nabawi dan membuat lobang di bawah tanah menuju kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu makar mereka diketahui masyarakat, dan utusan tersebut dibunuh.

483 Hijriyyah. - Munculnya gerakan Assasin atau Hassasin (dan di Barat kemudian terkenal dengan sebutan istilah “Assasin” yang artinya adalah “pembunuh kejam yang menyusup”) yang menyeru kepada kerajaan Ubaidiyah di Mesir didirikan oleh Hasan Assobah yang memiliki asal usul darah Persia. Dia memulai dakwahnya di wilayah Persia tahun 473 Hijriyyah.

500 Hijriyyah. - Penguasa Ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah diberi nama Mahkota Husein. Mereka menyangka bahwa kepala Husain bin Ali bin Abi Tholib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum Rofidhoh yang berziarah, ke tempat tersebut.

656 Hijriyyah. - Pengkhianatan besar Syi’ah membunuhi kaum Muslimiin, yang dilakukan oleh Rofidhoh pimpinan Nashiruddin Al Thusi dan Ibnul Alqomi, yang berkhianat terhadap kekholifahan Abbasiyah di Baghdad (kekholifahan Abbasiyah ini didirikan oleh keturunan Al Abbas rodhiollohu ‘anhu atau paman dari Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam dan karenanya masih termasuk kalangan Ahlul Bait).
Syi’ah  bersekongkol dengan kaum Tartar atau Mongolia agar masuk ke Baghdad dan membunuh dua (2) juta muslim Baghdah. Di antara korbannya juga banyak dari Bani Hasyim (atau Ahlul Bait alias keturunan atau keluarga dari Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam) yang seolah-olah dicintai oleh kaum Syi’ah namun justru dikorbankannya ini.
Hancurlah kekholifahan Abasiyah di Baghdad, yang sekaligus adalah kota internasional yang paling maju di seluruh dunia saat itu, pusat ilmu-pengetahuan, teknologi, kebudayaan, perdagangan-bisnis. Beruntunglah, sebagian besar ilmunya telah pula disalin ke Bahasa Latin, dan dibawa ke Eropa, dan sangat membantu lahirnya masa Renaissance dan kemudia Masa Modern di Eropa yang lalu mendunia. Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nusairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair.

907 Hijriyyah. - Berdirinya kerajaan Safawiyah di iran yang didirikan oleh Shah Ismail bin Haidar al Safawi yang juga seorang Rofidhoh. Dia telah membunuh hampir dua (2) juta muslim yag menolak memeluk agama-mazhab Syi’ah Rofidhoh. Pada saat masuk ke Baghdad dia memaki-maki Khulafahur Rosyidin di depan umum dan membunuh mereka yang tidak mau memeluk agamanya, madzhabnya. Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang Sunni seperti Imam Abu Hanifah. Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Sofawiyah adalah ketika Shah Abbas berhaji ke Masyhad untuk menandingi ibadah Haji di Makkah.
Pada tahun yang sama Sodruddin al Syirozi memulai dakwahnya kepada mazhab Baha’iyah. Mirza Ali Muhammad al Syirozi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah yang di kemudian hari menjadi agama Baha’I (masih ada pemeluknya hingga kini walaupun sedikit) dan telah dinyatakan sesat oleh para ‘ulama.
Sementara itu di India muncul kelompok Qodiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya dalah Nabi yang di kemudian hari menjadi agama Ahmadiyah yang juga telah dinyatakan sesat oleh para ‘ulama. Kerajaan Safawiyah berakhir pada tahun 1149 Hijriyyah.

1218 Hijriyyah. - Seorang Rofidhoh dari Iraq datang ke Dar’iyah di Najd dan menampakkan kesalihan dan kezuhudan. Pada suatu hari dia sholat di belakang Imam Muhammad bin Su’ud, dan membunuhnya ketika dia sedang sujud saat solat Ashar dengan belati. Syi’ah ini mengulangi yang dilakukan Abu Lu’lu’ah al Majusi terhadap Imam/Kholifah Umar rodhiollohu ‘anhu di saat sholat Subuh.

1289 Hijriyyah. - Pada tahun ini buku Fashlul Khitob fi Tahrifi Kitabi Robbil Arbab (penjelasan bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad Annuri Attobrosi, terbit. Kitab ini memuat pendapat Rofidhoh bahwasanya Al Quran yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi, dan ditambahi.

1389 Hijriyyah. – Pemimpin spiritual Iran yang diasingkan dari negaranya, Ayatollah Khomeini, menulis buku “Wilayatul Faqih” dan “Al Hukumah Al Islamiyah”.
Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al Hukumah Al Islamiyah halaman 35) adalah bahwa Khomeini berkata bahwa adalah termasuk hal yang pokok dalam mazhabnya bahwa para imam Syi’ah memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi (Imam Syi’ah berkedudukan lebih tinggi daripada kedudukan para Nabi dan Malaikat).

1399 Hijriyyah. - Berdirinya pemerintahan Syi’ah Itsna Asy’ariyah atau Rofidhoh di negara Iran yang didirikan oleh Khomeini dengan gelar Ayatollah Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Syah Iran Reza Pahlevi, pada tahun 1399 Hijriyyah (1981 Masehi). Ciri khas dari rezim negara Iran di bawahnya ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama Revolusi Islam di tanah suci Makkah pada hari mulia yaitu pada musim Haji.

1400 Hijriyyah. – Ayatollah Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya Imam Mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban 1407 Hijriyyah (1982 Masehi). Sebagian pidatonya berbunyi bahwa, “Para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi, tetapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan, tidak berhasil … Yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi dan meluruskan segala penyimpangan adalah imam al Mahdi (versi Syi’ah) yang ditunggu-tunggu ...”
Begitulah menurut Khomeini, bahwa para Nabi - termasuk Nabi Muhammad shollollohu ‘alaihi wasallam – telah gagal, sementara revolusinya telah berhasil, setidaknya meletakkan pondasi kuat akan kedatangan Imam al Mahdi Syi’ah itu.

1407 Hijriyyah. - Jamaah haji Syi’ah negara Iran mengadakan demonstrasi besar-besaran di kota Makkah pada hari Jum’at di musim Haji tahun 1407 Hijriyyah (1987 Masehi).
Mereka melakukan tindakan perusakan di kota Makkah seperti kakek-moyang mereka kaum Qoromitoh, dan mereka membunuhi beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, merusak dan membakar mobil beserta mereka yang berada di dalamnya.
Jumlah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk biasa Arab Saudi.

1408 Hijriyyah. - Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di Makkah mengumumkan fatwa bahwa Khomeini telah kafir.

1409 Hijriyyah. - Pada musim Haji tahun 1409 Hijriyyah (1989 Masehi) ini kaum Rofidhoh mengulangi pengkhiatanannya, meledakkan beberapa tempat sekitar Masjidil Haram di kota Makkah. Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari Pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan bangunan yang sangat besar. Sebanyak 16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 Hijriyyah.

1410 Hijriyyah. – Ayatollah Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinya balasan yang setimpal. Kaum Rofidhoh membangun sebuah bangunan yang menyerupai Ka’bah untuknya, semoga Allah memerangi mereka.

1433 Hijiryyah. - Rezim Presiden Bashir Assaad di Suriah yang dibantu Iran – termasuk pasukan Hizbullah -  mulai membantaii rakyatnya, kaum Sunni. Maka berdatanganlah banyak kaum muslimiin dari seluruh dunia, bahkan kaum mualaf, yang bersatu berperang melawan mereka.

Dua belas (12)  Persamaan Syi’ah dengan Yahudi

1. Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syi’ah. Mereka mempunyai Al Quran hasil kerajinan tangan mereka yakni yang disebut sebagai “Mushaf Fathimah” yang tebalnya tiga (3) kali lipat daripada Al Quran kaum Muslimiin. Mereka menganggap ayat Al Quran yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan karenanya menuduh para sahabat rodhiyollohu ‘anhum menghapus sepuluh ribu (10.000) ayat lebih.
Al Quran yang sesungguhnya yang ditulis oleh Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ’anhu menurut kaum Syi’ah, akan dibawa Imam Mahdi pada akhir jaman (”Ma Ba’da azh-Zhuhur” halaman 637 yang ditulis Muhammad Shadiq ash-Shadr dan ”Yaum al-Khalash” halaman 373 serta Kitab al-Ghaibah halaman 318) dan bahwa Al Quran telah diubah (lihat ”Al Fashl fi al-Ahwa’ wa al-milal wa an-Nihal” 5/182 dinukil dari al-Jama’at al Islamiyyah oleh Salim al-Hilali halaman 246).

2. Yahudi menuduh Siti Maryam yang suci telah berzinah, karena telah mengandung Nabi ‘Isa ‘alahis salam tanpa menikah (Al Quran Surat Maryam ayat 28). Syi’ah melakukan hal yang sama terhadap istri Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam, ‘Aisyah —rodhiollohu ‘anha— sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syi’ah) dalam Tafsir Al-Qummi (II/34).

3. Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja.” (Al Quran Surat Al-Baqarah ayat 80). Syi’ah lebih dahsyat dalam hal ini daripada Yahudi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syi’ah,” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang dianggap suci Fashl Kitab (hal.157).

4. Yahudi meyakini, Allah mengetahui sesuatu setelah terjadinya sesuatu itu, padahal Allah tadinya tidak tahu. Begitu juga dengan Syi’ah. Orang-orang Syi’ah menyebutnya sebagai akidah “Al Bada’”. Abu Abdillah berkata, “Seseorang belum dianggap beribadah kepada Allah sedikit pun, hingga ia mengakui adanya sifat bada’ bagi Allah.” (Ushulul Kafi fi Kitabit Tauhid: 1/331).
Bayangkan, mereka menisbahkan kebodohan kepada Allah yang telah berfirman:
“Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Allah.” (Al Quran Surat An-Naml ayat 65)
Sementara di sisi lain, mereka berkeyakinan bahwa para imam mereka mengetahui segala ilmu pengetahuan dan tak ada sedikit pun yang samar baginya. Al Kulaini, seorang ulama paling terpercaya di kalangan Syi’ah berkata di dalam bukunya, “Bab bahwa para imam mengetahui ilmu yang telah dan akan terjadi, dan tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagi mereka.” (Al Kafi: 1/261).

5. Yahudi berkata, “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di tangan keluarga Daud.” Syi’ah berkata, ”Tidak layak Imamah itu melainkan pada Ali dan keturunannya”, dan ini dapat ditemui dengan mudah di banyak literatur Syi’ah.

6. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim atau Ghoyyim atau Gentiles (yang bukan Yahudi). Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlus Sunnah wal Jama’ah/Sunni.

7. Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus Dajjal. Syi’ah Rofidhoh mengatakan, ”Tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam Mahdi datang.”

8. Orang-orang Yahudi memberikan kepemimpinan kepada anak keturunan Nabi Harun ‘alaihis salam, bukan keturunan Nabi Musa ‘alahis salaam. Demikian pula orang-orang Syi’ah, mereka memberikan kepemimpinan kepada keturunan Al Husein radhiyallahu ‘anhu, bukan Al Hasan radhiyallahu ‘anhu.
Dalam riwayat orang-orang Syi’ah disebutkan, dari Hisyam bin Salim, dia berkata, “Aku berkata kepada Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad —‘alaihimas salam, manakah yang lebih utama Al Hasan atau Al Husein?” Maka dia berkata, “Al Hasan lebih utama dari Husain.”
Aku berkata, “Lalu bagaimana bisa imamah setelah Al Husain ditampuk keturunan Al Husain, bukan keturunan Al Hasan?”
Maka Ja’far berkata, “Sesungguhnya Allah —Tabaraka wa Ta’aala— menyukai jika sunnah Musa dan Harun berlaku kepada Al Hasan dan Al Husein —‘alaihimas salam. Apakah engkau tidak melihat bahwasanya Musa dan Harun itu keduanya adalah nabi? Demikian pula Al Hasan dan Al Husein, keduanya adalah imam. Tapi, Allah Subhanahu wa Ta’aala menjadikan nubuwwah bagi keturunan Harun, bukan Musa, walaupun Musa lebih afdhal dari Harun —‘alaihimas salam.”
Konon adalah demikian, menurut mereka.

9. Syi’ah Imamiyah menetapkan 12 imam mereka untuk menyerupai jumlah pemimpin dari kalangan Bani Israil, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 12.

10. Orang-orang Yahudi membenci Jibril. Mereka mengatakan bahwa Jibril adalah musuh kita dari kalangan malaikat. Adapun Syi’ah berkata, Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka juga berkata, “Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam telah berkhianat ketika menyampaikan wahyu kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal sepantasnya dan yang lebih berhak adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.”

Inilah Syi’ah, bagaimana bisa mereka menuduh Jibril ‘alaihis salam berkhianat? Padahal Allah Azza wa Jalla telah menyifatinya dengan al amin (yang dapat dipercaya) dalam firman-Nya:

“Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al Amin (Jibril).” (Al Quran Surat As-Syu’aara: 193)

11. Yahudi sangat keras memusuhi kaum Muslimin, firman Allah Azza wa Jalla, artinya:
“Pasti kamu akan dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Al Quran Surat  Al Maidah ayat 82). Demikian pula dengan orang-orang Syi’ah, sangat memusuhi Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan menganggap mereka sebagai najis.

12. Yahudi dan Syi’ah, keduanya tidak bersifat adil dalam memberikan kecintaan dan kebencian.

Di satu sisi, Yahudi bersifat ghuluw terhadap sebagian nabi dan orang-orang shaleh mereka. Mereka menempatkannya sebagai sembahan yang diagungkan. Seperti perkataan mereka yang dikutip dalam al Qur’an, “’Uzair anak Allah.” (Al Quran Surat At-Taubah ayat 30). Namun di sisi lain, mereka mencela sebagian nabi dan menuduh mereka sebagai penjahat.

Demikian pula dengan Syi’ah, Anda dapat melihat mereka berlebih-lebihan mengagungkan Ali radhiyallahu ‘anhu dan sebagian keturunan beliau, bahkan menempatkan mereka sebagai sembahan dan berkeyakinan bahwa Allah Azza wa Jalla bersatu dalam dzat mereka. Namun di sisi lain, mereka mencela sahabat dan kaum Muslimin. Menuduh mereka munafik dan kafir.

Meski banyak memiliki persamaan, Yahudi dan Nasrani telah selangkah lebih maju dari Syi’ah dalam hal etika. Ketika orang-orang Yahudi ditanya, “Siapa penganut terbaik agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Musa.” Orang-orang Nashrani pun ditanya dengan pertanyaan yang sama, jawaban mereka, “Para penolong ‘Isa.”

Dan ketika orang-orang Syi’ah ditanya, “Siapa pengikut paling durhaka dari agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Muhammad.”

Al-Baghdâdi rahimahullâh telah menjelaskan secara ringkas permusuhan kaum Syi’ah Bathiniyah ini terhadap Islam dan kaum Muslimin. Beliau berkata:

“Ketahuilah –semoga Allâh membuatmu bahagia– sesungguhnya bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Bathiniyah terhadap kaum Muslimin lebih besar daripada bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Yahudi, Nashrani maupun Majusi. Bahkan lebih besar daripada kaum Dahriyah (atheis) serta kelompok-kelompok kafir lainnya.
Bahkan lebih besar daripada bahaya yang ditimpakan oleh Dajjal yang muncul di akhir zaman. Karena orang-orang yang tersesat akibat dakwah Bathiniyah ini sejak awal mula munculnya dakwah mereka sampai hari ini lebih banyak daripada orang-orang yang disesatkan oleh Dajjal pada waktu munculnya nanti. Karena fitnah Dajjal tidak lebih dari empat puluh hari, sementara kejahatan kaum Bathiniyah ini lebih banyak lagi daripada butiran pasir dan tetesan hujan.”

(Al-Farqu bainal Firaq hlm 382)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata tentang Syi’ah Bathiniyah, “Mereka lebih kafir daripada orang Yahudi dan Nashrani, bahkan lebih kafir daripada orang Musyrik … bahkan bahaya mereka lebih besar daripada Kafir Harbi sekalipun bangsa Tartar” (Dirasatul Firaq hlm. 193. Dinukil dari Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, 35/149-152)

Wallohua’lam.

(atm)

Benarkah Syiah Mengambil Hadits dari Ahlul Bait?

Oleh Bahrul Ulum

Di beberapa media, Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rahmat, menyatakan bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah terletak pada hadits. Jika hadits Sunni paling besar berasal dari sahabat nabi seperti Abu Hurairah, sedang hadits Syiah berasal dari Ahlul Bait (Keluarga Nabi Muhammad SAW).

Pernyataan ini sepintas lalu nampak benar, padahal  sebenarnya mengandung kekeliruan.  Sebab pada kenyataannya, hadits Syiah yang diakui berasal dari Ahlul Bait perlu ditelisik kebenerannya.

Ini karena hadits-hadits Syiah mengandung banyak kecacatan jika dilihat dari ilmu jarh wa ta’dil. Banyak hadits-hadits Syiah yang jalur periwayatannya tidak memenuhi kreteria hadits yang sahih.  Hal ini diakui oleh ulama mereka seperti Muhammad bin Hasan Al Hurr Al Amili dalam kitabnya Wasa’il Syi’ah. Ia mengatakan bahwa hadits shahih adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang penganut imamiyah yang adil dan kuat hapalannya di seluruh tingkatan periwayatan.

Namun setelah menelisik kitab-kitab hadits seperti Al-Kafi, Tahdzib al-Ahkam, Man La Yadluruhu al-Faqih, ia kemudian mengakui bahwa kriteria itu tidak bisa diberlakukan terhadap kitab-kitab  tersebut.

Jika hal itu diberlakukan maka seluruh hadits Syi’ah tidak ada yang shahih karena ulama Syi’ah jarang sekali menyatakan status keadilan seorang perawi. Mereka hanya menyatakan status tauthiq (terpercaya), yang sama sekali tidak berarti perawi itu adil. Al Amili menambahkan bahwa para ahli ilmu di kalangan mereka mengakui jika perawi Syiah tidak bisa dinilai adil, karena perawi yang dianggap kafir dan fasiq dimasukkan sebagai perawi terpercaya. (Lihat Wasa’il Syi’ah, juz 30 hal 260)

Akibat dari kelemahan tersebut banyak sekali kontradiksi dalam hadits-hadits Syiah, termasuk menyangkut masalah akidah yang penting. Kontradiksi ini akibat dari tidak adanya usaha membedakan antara hadits shahih dan dhaif. Salah satu ulama Syiah yang mengeluh adalah Muhammad bin Hasan At Thusi, karena setiap hadits pasti ada hadits lain yang berlawanan. (Muhammad bin Hasan At-Thusy, Tahdzibul Ahkam, juz I,  hal 45).

Karenanya banyak diantara ulama Syiah sendiri yang meragukan ketsiqahan perawi mereka. Dampaknya, mereka ragu apakah periwayatan tersebut berasal dari para Imam atau tidak.  Sebab pada faktanya, banyak hadits-hadits palsu yang isinya mustahil dinyatakan oleh para Imam. Jika memang Imam benar mengatakannnya, namun perawinya tidak bisa dipercaya, atau jika perawinya bisa dipercaya, tetapi tidak bisa dilakukan pembuktian karena sanadnya terputus, dan perawi-perawinya majhul, tidak dikenal orangnya maupun statusnya.

Hal ini bisa dimaklumi karena para perawi Syiah banyak yang tinggal di Kufah, sedang para imam Syiah, khsususnya Imam Baqir dan Imam Ja’far Shadiq, yang periwayatannya paling banyak dinukil, tinggal di Madinah yang notabena Ahlu Sunnah.  Yang tinggal di Kufah hanya para Imam setelahnya seperti Musa Al Kazhim, atau Hasan Al Askari yang tidak banyak dinukil oleh Syiah.

Apalagi masyarakat Kufah yang Syiah juga dikenal sebagai kelompok yang tidak bisa dipercaya. Hal ini diakui sendiri oleh Imam Ali Ridha. Diriwayatkan dari Musa bin Bakr al-Wasithi katanya, Abu al-Hasan (Imam Ali ar-Ridha) berkata:

“Kalau saya mengklasifikasikan Syi’ahku, pasti aku tidak akan mendapati mereka kecuali orang-orang yang mengaku saja (yaitu mencintai Ahl al-Bait). Kalau aku akan menguji mereka pasti aku tidak akan temui kecuali orang-orang yang murtad. Kalau aku mau membersihkan mereka (dari dakwaan mereka) tentu tidak akan tinggal walaupun seorang dari seribu. Kalau aku mau menyelidiki keadaan mereka (yang sebenarnya) pasti tidak akan tinggal dari kalangan mereka kecuali aku dapati mereka sambil berbaring di atas sofa-sofa (dengan sombong) mengatakan bahwa kami adalah Syi’ah Ali sedangkan Syi’ah Ali yang benar yaitu orang yang perbuatannya membenarkan kata-katanya”. (al-Kulaini, ar-Raudhah min al-Kafi juz. 8 hal. 228)

Berdasar keterangan tersebut, klaim Syiah yang mengatakan bahwa haditsnya berasal dari Ahlul Bait, masih perlu dipertanyakan. Kemungkinan terjadinya penisbatan tanpa ada persambungan kepada Imam Ja’far atau Imam Baqir sangat mungkin.

Sebagai contoh sebagaimana yang dilakukan oleh Jabir Al Ju’fi, salah satu perawi Syiah yang banyak meriwayatkan hadits dari para Imam. Ia meriwayatkan tujuh puluh ribu hadits dari Al Baqir, dan meriwayatkan seratus empat puluh ribu hadits dari Imam lainnya seperti Imam Ja’far. (Al Hurr Al Amili, Wasa’il Syi’ah,  juz XX,  hal 151)

Ironisnya, dengan jumlah hadits sebanyak itu, ternyata Jabir hanya sekali menemui Imam Baqir dan belum pernah bertemu Imam Ja’far. Hal ini dinyatakan oleh Imam Ja’far ketika ditanya tentang Jabir.  “Demi Allah aku hanya melihat dia menemui ayahku sekali saja, dia belum pernah masuk menemuiku sama sekali.” (Ibnu Amr,  Rijalul Kisyi,  hal 196)

Selain itu Syiah juga tidak memiliki standar untuk penilaian hadits atau riwayat. Sedangkan kontradiksi yang ada pada riwayat-riwayat mereka begitu banyak. Dalam hal ini Al Faidh Al Kasyani menyatakan: “Kita lihat mereka berbeda pendapat dalam sebuah masalah, hingga mencapai dua puluh pendapat, tiga puluh pendapat atau lebih, bahkan aku bisa mengatakan tidak ada masalah furu’ yang tidak ada perbedaan pendapat di dalamnya, atau dalam masalah lain yang terkait.” (Al Faidh Husein Al-Khasani, Al Wafi, Muqaddimah, hal 9)

Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa sesungguhnya kitab-kitab hadits Syiah, yang menyertakan sanad di dalamnya, masih terdapat banyak kontradiksi di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa kitab-kitab tersebut sengaja dibuat oleh orang-orang yang tidak mendalami ilmu hadits. Hal seperti ini tidak akan terjadi pada ulama Sunni yang memiliki metodologi yang mapan dalam masalah ini.

Penulis adalah Peneliti pada Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) Surabaya

TENTANG SYI'AH - BAGIAN V

Musa Al Kazim mencegah kemarahan Allah

Musa Al Kazim (seseorang yang diakui sebagai Imam bagi Syi’ah) berkata: “Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah. Kemudian Allah menyuruh saya memilih diri saya ataukah mereka, maka demi Allah, aku selamatkan mereka dari kemurkaan Allah (Al Kafi 1/260).

Bandingkanlah dengan ajaran di Alkitab ini, bahwa Tuhan kalah dalam pergumulan dengan manusia yang bernama Yakub (pemimpin Israil) dan pergi menghindari penakluknya (Kitab Kejadian pasal 32 ayat 28)

Fatimah adalah Tuhan yang berwujud seorang wanita

Amiril Mu’minin berkata: “Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang wanita titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia adalah Wanita dari kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang berwujud seorang perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan Ibrahim Al Ansari hal-7)

            Bandingkanlah dengan ajaran Paulus, seorang Yahudi pengacau, di sini:

Yesus itu adalah Tuhan dan kita hidup karena ia, di 1 KORINTUS 8:6: Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Menurut ‘ayat suci’ buatan Paulus di atas, Yesus adalah Tuhan.
Padahal, Yesus sendiri sama sekali bukan Tuhan dan tidak pernah sama-sekali menyatakan dirinya sebagai Tuhan.
Kata-kata Yesus dalam Injil-injil kanonik yang diakui Kristen sampai saat ini justru menunjukkan bahwa ia hanyalah seorang utusan Allah kepada umat Israel, sebagaimana berikut di ULANGAN 4:35, MATIUS 15:24, MARKUS 12:29-30, YOHANES 17:3, ULANGAN 6:4, YESAYA 46:9.            

Kedudukan para Imam Syi’ah yang (didudukkan oknum Syi’ah menjadi) amat sangat tinggi sekali

Taat kepada Ali dan Fatimah lebih penting daripada taat kepada Allah

Dalam mukadimah tafsir Al Burhan tercantum:

Bahwa Allah berfirman Ali bin Abi Tholib adalah hujjahKu di atas ciptaan-Ku. Saya tidak aadkan memasukkannya ke neraka siapa yang memberikan haknya walau dia mendurhakai-Ku dan tidak akan saya masukkan surga orang yang mengingkarinya walau ia taat pada-Ku

(Al Burhan hal 23).

Sesungguhnya Allah akan memasukkan ke dalam surga siapa saja yang mentaati imam Ali WALAUPUN IA MENDURHAKAI ALLAH, dan sesungguhnya Allah akan memasukkan neraka siapa saja yang menentang imam Ali WALAUPUN IA MENTAATI ALLAH TA’ALA.
(Lihat kitab “Kasyful Yakin fi Fadhail Amiril Mukminin” karya Hasan bin Yusuf Al-Muthahhir Al-Hulli)

Mereka berkata: “Seungguhnya ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dialah yang membagi surga dan neraka. Dia akan memasukkan penduduk surga kedalamnya dan penduduk neraka kedalamnya.”
(Kitab “Bashair Ad-Darajaat” karya Ash-Shaffar, 8/235)

“Sesunggunya Fathimah radhiallahu ‘anha adalah titisan tuhan yang menjelma dalam bentuk seorang wanita.”
(Kitab “Al-Asrarul Fathimiyyah” karya Muhammad Al-Mas’udi, hal.355).

Mereka (para Imam) adalah penyebab terciptanya langit dan bumi

Langit dan bumi diciptakan untuk Ali begitu juga Shiratal Mustaqim, pintunya dan tali penghubung antara Allah dan hamba-hambanya seperti para Rasul Nabi , para Haji dan para wali.

(Al Wafi 8/224).

Para Imam Syi’ah adalah pemilik dunia

Allah telah menciptakan segala sesuatu di bumi ini dan menyerahkan pengelolaannya kepada Ali dan keluarganya. Mereka dapat menghalalkan dan mengharamkan apa saja yang mereka kehendaki, karena kehendak mereka adalah kehendak Allah (Al Kaafi /365).

Para Imam adalah pemilik dunia dan akhirat

Dunia dan akhirat itu milik imam, dia bebas memberikannya pada siapa saja.

(Al Kaafi 1/337).

Selain anak Syi’ah adalah anak haraam

Bahwasanya Allah memandangi para penziarah kuburan Husain pada sore hari Arafat sebelum melihat pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu Abdillah berkata: “Karena di Arafah terdapat anak haram sedangkan di kuburan Husein tidak ada anak haram di sana (karena selain Syi’ah adalah anak haram)

(Kitab Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal 222)

Maksud anak zinah atau anak haraam bagi Syiah ini adalah kaum muslimin yang selain Syi’ah.

Bahkan dalam Al Kafi jilid 8 hal 285: Setiap orang adalah anak zinah kecuali Syiah.

Dalam tafsir Ayyasyi jilid 2 hal 218 dan Al Burhan jilid 2 hal 139: Setiap anak yang lahir di tunggui oleh iblis ,bila yang lahir itu berasal dari kelompok Syiah maka terjaga dari iblis, bila bukan dari kelompok Syiah maka syetan meletakkan jari-jarinya pada lambung belakang anak laki-laki agar kelak menjadi orang tercela dan bila kelamin perempuan agar kelak menjadi pelacur.

Ahlul Bait adalah pengabul doa

Barang siapa berdoa kepada Allah dengan perantara Ahlul Bait maka akan mendapatkan keuntungan dan sebaliknya sampai para Nabi pun terkabulkan karenanya apabila bertawasul dengan Imam Ahlul Bait.

(Biharul Anwar : 23/103)

Nabi Yunus durhaka terhadap Ali

Nabi Yunus dimakan ikan paus hanya karena dia mengingkari Imamah Ali bin Abi Tolib, setelah dia percaya maka dikeluarkan oleh Allah.

(Biharul Anwar jilid 26 hal 333).

Allah disembah karena Imam Syi’ah

Karena perantaraan Imam pohon bisa berbuah dan buah masak di pohon. Karena perantaraan merekalah sungai mengalir, karena mereka pula hujan turun dari langit dan rumput tumbuh di permukaan bumi. Jika tidak ada para imam niscaya Allah tidak akan disembah.

(Al Kafi jilid 1 hal 112)

Para Imam adalah Sholat yang diperintahkankan oleh Allah

Dalam Al Kafi diterangkan mengenai makna atau tafsir dari Ayat Al Quran dalam surat Al Muddatstsir ayat 42-43:

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat. 

Maka tafsir Syi’ah akan surat itu adalah: Kita tidak mengakui keimamahan Ali dan para Imam dari keturunannya. Kita dulu tidak menjadi pengikut para Imam.

(Al Kafi jilid 1 hal 347-360)

Tak ada yang mengumpulkan Al Quran kecuali para Imam

Alquran diturunkan terdiri dari 17 ribu ayat (Al Kafi 2/463). Al Majlisi dalam Mir’atul Uqul mengatakan bahwa riwayat ini terpercaya.

Jadi menurut Syi’ah, Al Quran yang asli, adalah berbeda dengan Al Quran yang dikenal saat ini, yang Al Quran yang digunakan kaum Muslimiin memang tidak terdiri dari 17.000 ayat.

Para imam itu lebih utama dari para Nabi Allah. Derajat mereka lebih tinggi daripada para Malaikat, Nabi, Rasul

Para Imam memiliki kedudukan mulia dan kekuasaan atas makhluk, seluruh atom di alam ini tunduk pada mereka. Posisi ini tidak dicapai oleh malaikat maupun para Nabi.

(Kitab Al Hukumah Al Islamiyah karangan Ayatullah Khomeini di halaman 52)

Allah telah mengusapkan tangan kanannya pada keluarga Ali dan memberikan cahayaNya pada mereka

Tak ada keselamatan kecuali kalian wahai keluarga ali, tidak ada tempat selain dari kalian wahai mata Allah yang melihat

(Biharul Anwar: 94/37)

Kalian adalah kesembuhan utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang meminta kesembuhan pada kalian.

(Biharul Anwar jilid 94 hal 33)

Para Nabi bertawasul pada para imam dalam berbagai doa dan permintaan mereka

Ketika nabi Nuh hendak tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar ke api, Nabi Musa hendak menyeberangi laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh orang Yahudi semuanya bertawasul dengan para Ahlul Bait untuk keselamatan mereka

(Biharul Anwar 26/325 Wasa’ilusyi’ah jilid 4 hal 1134).

Majlisi berkata : Allah hanya disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para Imam.

(Biharul Anwar jilid 23 hal 103)

Yang mengabulkan doa adalah Mahdi bukan Allah

Para imam berkata apabila kalian punya keinginan kepada Allah tulislah sebuah tulisan pada sesobek kertas dan letakkan pada salah satu kuburan keluarga Ali atau bungkus dan masukkan sedikit tanah yang bersih dan letakkan di sebuah sungai, sumur yang dalam atau oase padang pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian akan dia sendiri yang mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu.

(Biharul Anwar 94/29)

Berarti Majlsi dengan kata lain berpendapat bahwa yang mengabulkan doa dan permohonan manusia bukanlah Allah tapi Imam Al Mahdi ’alaihissalam.

Ali terbang di atas mega awan

Diriwayatkan oleh Hasyim Albahroni dari Ali As bahwa Ali pernah mengendarai awan terbang berputar mengelilingi tujuh bumi.

(Madinatul Maajiz 1/542)

Kelompok Yazid bin Muawiyah mendatangi Ali bin Husein, mereka menemukan Ali sedang mengendarai awan.

(Madinatul Maajiz 4/256)

Juga dari Thoba Thaba’i berkata: “Allah telah menguasakan awan pada Ali maka ia berjalan dari dunia timur ke barat.”

(Tafsir Al Mizan 13/372).

Halilintar dan kilat dibawah kehendak dan aturan Ali

Dari Abdillah bin Qoosim bin Sama’ah bin Mihron berkata waktu itu aku berada di dekat Abi Abdillah tiba-tiba langit berkilat dan berpetir, Abu Abdillah berkata petir ini tidak pernah ada kecuali atas perintah teman kalian. Saya berkata, siapa teman kita? ia berkata Amirul Mu’minin As.
(Al Ikhtishos Lil Mufid hal : 327).

Mentalkin Mayid menggunakan nama-nama para imam

Hendaknnya mayit itu di talkin dengan dua syahadat dan menyebut nama-nama imam. Setelah di letakkan di dalam kubur dan sebelum diletakkan bata di lahat dengan mengucapkan:

Wahai fulan anak fulan ingatlah janji pada waktu kamu meninggalkan dunia suatu kesaksian bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah yang maha Esa dan tidak ada yang menyekutukannya dan sesungguhnya Muhammad itu hambamu dan utusanmu dan sesungguhnya Ali adalah pimpinan orang-orang mukmin juga Hasan Husein dan menyebutkan para imam sebagai imam yang memberi petunjuk dan baik-baik.

(Anmihayah hal 38).

Para Imam adalah Asmaul Husna

Para imam adalah Asma’ul Husna (Nama Allah yang Mulia) mereka adalah lidah Allah, Wajah Allah, Mata Allah, Pinggang Allah, merekalah tangan Allah yang serba bisa.

(Al Kafi jilid 1 hal 113)

Yang mengenal Imam berarti beriman

Barang siapa mengenal para imam berarti beriman dan barang siapa mengingkari maka kafir.

(Al Kafi 1/144).

Ali menentukan siapa yang masuk Neraka dan Surga

Sesungguhnya sayalah (Ali) yang ditugasi membagi masuknya orang ke surga dan neraka.

(Al Kafi : 1/ 153).

Dunia dan Akhirat adalah milik para Imam

Dunia dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu terserah pada para Imam.

(Al Kafi 1/337)

Mereka yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh mengeluarkan emas-emas yang ada di dalam tanah itu.

(Al Kaafi 1/394)

Thowaf pada kuburan Nabi dan Imam

Diperbolehkan Thowaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam.

(Al Kafi jilid 1 hal 287)

Para Imam mengetahui rasa langit dan bumi

Para imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka , mereka mengetahui apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian ciptaan Allah dan yang akan diciptakan..

(Al Kafi jilid 1 hal. 204)

Para Imam mengetahui ucapan makhluk

Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam.

(Al Kaafi 1/225).

Para Imam mendapatkan wahyu

Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as”

(Al Kaafi 1/330).

Pengetahuan Imam sempurna

Pengetahuan mereka telah sempurna sejak mereka dilahirkan. Riwayat dari Ya’kub Assiroj suatu ketika ia masuk ke rumah Abi Abdillah as ia sedang duduk didekat kepala Abi Hasan Musa saat dia masih bayi,dia berbisik-bisik dengan Abul Hasan lama sekali, aku pun diam hingga mereka berdua selesai berbisik-bisik. Aku pun mendekatinya, lalu ia berkata padaku “mendekatlah pada tuanmu berikan salam padanya “ maka aku mendekat dan memberi salam ia (anak) menjawab dengan fasih kemudian ia berkata padaku, pulang dan gantilah nama anak perempuanmu yang kamu namai kemarin, nama itu benci oleh Allah. Kemarin aku meberi nama anakku dengan Humaira’

(Al Kaafi 1/247).

Bagaimana seorang anak kecil dalam gendongan dapat mengerti nama-nama yang dibenci Allah, termasuk Humaira’? Dia tidak mungkin tahu jika tidak mendapat wahyu dari Allah. Inilah kekafiran dan kemurtadan. Karena oarng yang yakin bahwa ada yang mendapat Wahyu setelah Nabi adalah kafir.

Ingatlah perang Riddah, Abubakar Assiddiq memerangi Musailamah Al Kazzab karena dia mengaku mendapat wahyu. Ali ikut dalam peperangan itu bahkan mendapat bagian seorang budak dari rampasan perang, yang akhirnya melahirkan anaknya yang bernama Muhammad ibnu Hanafiyah.

Para Imam diajarkan hal-hal yang ghoib dari Allah

Sementara para imam mengetahui seluruh perkara ghoib, tapi menurut mereka Allah tidak meiliki ilmu secara mutlak, tapi Syi’ah berpendapat bahwa Allah bisa saja mengetahui hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Setelah Musa Al Kazim wafat, Allah emngetahui hal baru yang tidak diketahui oleh Allah sebelumnya Allah tidka pernah disembah dan diagungkan seperti ketika dikatakan bahwa Allah memiliki sifat kebodohan seperti ini

(Al Kaafi jilid 1 hal 113).

Karena jika Ilmu Allah itu mutlak maka Dia Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi kemudian. Dalam Al Kafi jilid 1 hal 263 dikatakan: Allah mengetahui sesuatu yang baru tentang Abu Ja’far yang sebelumnya(Allah) tidak tahu.

Ini berarti Allah bukan Maha Tahu, menurut Syi’ah, karena jika Allah Maha Tahu, pasti mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang baru saja diketahui oleh Allah.

Seorang Imam mengetahui penggantinya

Seorang Imam tidak akan wafat sebelum mengetahui siapa penggantinya.

(Al Kafi jilid 1 hal 218).

Para Imam mengetahui seluruh yang telah terjadi dan yang belum terjadi, tidak ada yang tersembunyi bagi mereka. Inilah perbedaan antara Imam dan Nabi,para Nabi mengetahui kejadian yang lampau dengan wahyu Allah dan tidak mengetahui masa depan kecuali yang diwahyukan dari Allah saja. Para imam mengetahui kapan mereka mati, merka tidak mati kecuali atas kehendak mereka sendiri.

Mu’jizat kekuatan Ali

Aljzairi meriwayatkan dari Albarosi berkata dan sesungguhnya Jibril telah datang kepada Rasulullah dan berkata wahai Rasul tatkala Ali hendak memukulkan pedangnya pada suatu tempat yang luas Allah menyuruh Israfil Mikail untuk menahan lengannya di angkasa agar tidak memukulkan dengan sekuat tenaganya dan membagi kekuatan menjadi dua arah. Satu arah dikenakan pada besi dan yang satu pada tanah. Kemudian Allah menyuruh Jibril agar segera masuk ke bumi untuk menahan agar pedangnya tidak sampai ke dasar bumi agar jangan sampai bumi terbalik karenanya. Aku pun menahannya. Pedang itu lebih berat bagi sayapku dari kota kaum Lut, yang terdiri dari 7 kota. Semuanya kucabut dari bumi ke 7 dan kuangkat hanya dengan 1 bulu dari sayapku, aku tunggu perintah Allah hingga waktu sahur untuk membaliknya, aku tidak merasakan berat seperti berat pukulan pedang Ali bin Abi Tolib.

Pada saat yang sama ada suatu peristiwa ketika benteng pertahanan dapat dijebol dan para wanitanya di tahan. Diantara wanita itu ada yang namanya Shafiyah, dia adalah anak penguasa benteng tersebut, datang dengan luka di wajahnya. Nabi bertanya kepadanya . Ia berkata pada waktu Ali datang ke benteng dan kesusahan untuk menembusnya, maka Ali naik ke menara benteng dan menggoyangkannya. Maka tergoyanglah semua benteng dan jatuhlah semua yang ada, saat itu saya berada di atas tempat tidurku, lalu aku jatuh oleh goncangan itu dan tertimpa tempat tidurku.

Nabi berkata: “Wahai Shafiyah waktu Ali marah dan menggoncang benteng Allah marah karena marahnya Ali lalu Allah menggoncangkan langit dan bumi ”. dan malaikat ketakutan jatuh tersungkur. Inilah keberanian ilahi. Saat akan membuka pintu benteng Khoibar, pada malam hari sebelumnya 40 orang saling bantu membantu untuk menutup pintu benteng, saat Ali masuk ke benteng, perisainya jatuh karena tak kuat menahan sabetan pedang. Lalu Ali mencabut pintu dan menjadikan pintu benteng itu menjadi perisainya hingga Allah memberikan kemenangan

(Al Anwar Anu’maniyah, karangan Ni’matillah Aljazaairi).

Ali membelah Sungai Eufrat dengan menggunakan batang kayu

Ketika Ali kembali dari Perang Shifin, ia berbicara dengan sungai Eufrat, maka berguncanglah Eufrat dan terdengar suaranya mengucapkan dua Kalimah Syahadat dan pengakuan bahwa Ali adalah khalifah. Riwayat lain menyebutkan, Ali melibaskan kayu ke Sungai Eufrat. Memancarlah air dan ikan-ikan sama memberi salam dan mengakui bahwa bahwa Ali adalah hujjah.

(Zainuddin, Kitab Shiraathal Mustaqim 1/20)

Perebutan posisi imam di antara mereka yang ma’shum terbebas dari dosa

Syiah Rafidhah dalam menetapkan Imam mereka menggunakan cara-cara sulap, magic dan berbagai kebohongan-kebohongan. Jika memang telah ada nas atau ketetapan penunjukan mereka, maka mustahil para imam itu membuktikan status keimamannya dengan sihir, sulap dan debus, dan sebagainya.

Al Imam Zainul Abidin

Seorang wanita Syiah berkata pada Ali bin Husein “Saya menemui Ali bin Husein. Umur saya sudah sangat tua + 113 tahun. Badan saya pun telah gemetaran. Saat itu saya lihat ia baru sholat dan sibuk dalam beribadahnya. Aku mersa putus asa, tidak akan dapat menemuinya. Tiba-tiba ia menunjuk saya dengan jari telunjuknya, dan tiba-tiba aku kembali muda.

(Al Kaafi: 1 / 347)

Al Imam Husein

Orang Syiah bercerita bahwa ”Tatkala Husein dibunuh, Muhammad Ibnul Hanifah diutus untuk menemui Ali Ibnul Husein. Ia berkata padanya: Ayah telah dibunuh. Sholatkanlah ayahmu. Saya ini pamanmu dan wakil ayahmu, aku dilahirkan lebih dulu, lebih tua, maka aku lebih berhak menasehatimu. Maka janganalah kamu membantahku dan mempermasalahkan imamah, wasiat dan lain-lain.

Ali bin Husein menjawab : mari kita selesaikan masalah ini di dekat Hajar Aswad, kita tanyai dia dan kita jadikan hajar aswad sebagi penengah di antara kita. Pergilah mereka berdua ke tampat Hajar Aswad di ka’bah. Sesampai di sana Ali menyuruh Muhammad agar segera dan berdoa agar Allah berkenan menjadikan Hajar Aswad dapat berbicara, lalu tanyailah hajar aswad itu. Maka Muhammad segera memohon pada Allah dengan sungguh2 dan penuh kekhusyu’an. Tapi Hajar Aswad tetap diam seribu bahasa. Kemudian Ali berdoa, dan tiba-tiba bergerak dan hampir jatuh dari teampatnya, dan Hajar Aswad berbicara dengan bahasa Arab fasih :”Ya Allah sesungguhnya wasiat dan Imamah itu Pada Ali Ibnul Husain”

(Al Kaafi 1/348).

Imam Musa bin Ja'far

Diceritakan dari Musa bin Ja’far, saat terjadi perebutan dengan saudaranya yang lebih tua yang bernama Abdullah(anak Imam Ja’far yang tertua)dalam masalah Imamah. Musa menyuruh mengumpulkan kayu bakar di tengah rumahnya lalu ia menyuruh Abdullah datang ke rumah. Sampai di rumah ternyata dalam rumah Musa sedang duduk bersama beberapa orang Imamiyah(bermazhab syi’ah). Setelah Musa duduk di dalam rumah, dia menyuruh seseorang untuk melemparkan Api ke arah kayu. Maka terbakarlah kayu tersebut. Sebentar kemudian kayu menjadi bara. Kemudian Musa duduk diatas bara, dan memulai berbicara sesaat dengan para orang-orang. Kemudian berdiri dan mengibas-ngibaskan pakaianya dan kembali pada majelis dan berkata pada saudaranya Abdullah. Bila mengira bahwa engkau yang berhak yang menjadi Imam setelah ayahmu. Maka duduklah ditempat itu. (diatas api).

(Kasyful ghummah karangan Arbali jilid 3 hal 73).

Kulaini mengisahkan cerita yang lain untuk membuktikan bahwa Musa bin Ja’far lebih berhak daripada saudara-saudaranya yang lebih tua untuk menjadi imam, pada suatu ketika ada seseorang datang ke Musa bin jafar dan bertanya tentang Imam, siapakah sebenarnya yang menjadi imam? Musa ia berkata : bila aku memberi tamu apakah kau akan menerima? Ia berkata : Ya saya menerima. Musa ia berkata : dia adalah aku. Ia berkata : adakah sesuatu yang dapat membuktikan bahwa anda adalah Imam? Musa ia berkata : pergilah ke pohon itu, katakan kepadanya, bahwa musa menyuruhnya agar pohon itu datang menghadap Musa. Ia berkata: “Saya mendatanginya dan menyaksikannya benar-benar telah berjalan pelan2 sampai ke hadapan Musa. Lalu Musa menyuruh pohon itu kembali.”

(Ushulul Kafi 1/253).

Al Imam Muhamad bin Ali Aridho.

Syiah Rhofidhul menetapkan Muhamad bin Ali Aridho sebagai Imamnya. Suatu hari ada seseorang yang datang ingin menanyakan suatu perkara namun orang tersebut malu mengutarakannya. Muhamad bin Ali berkata saya akan memberitahukanmu tentang yang akan kau tanyakan, pasti kamu ingin bertanya tentang imam? Ya. Demi Allah; Imam berkata : Imam itu adalah saya. Aku berkata : “apakah anda memiliki bukti? Di tangan Imam ada sebuah tongkat lalu tiba-tiba tongkat itu berbicara : “Sesungguhnya Tuanku ini adalah Imam dan hujjah di zaman sekarang ini.”

Ushulul Al Kafi (1/353).

Demikian, kaum syi’ah telah membantah kaedah mereka sendiri, bahwa Imam selalu ditunjuk oleh nas dan ditunjuk oleh imam sebelumnya. Tapi di sini para imam itu membuktikan bahwa diri mereka adalah imam yang sebenarnya dengan sulap.

[1] Ini menyalahi fitrah manusia, kecuali memang mereka bukan manusia.


Diperbolehkan meminta pada selain Allah pada saat saat genting.

Kita dilarang mengatakan bahwa Allah memiliki tangan, memiliki wajah, tapi boleh saja mengatakan bawha Ali bin Abi Tolib adalah wajah Allah (dengan sebutan atau julukan Ali “Karamallahu wajhahu”).

Dari Abi Abdilah ia berkata: “Lalu diperlihatkan api neraka pada mereka, lalu berkata, “masuklah kalian ke neraka dengan izinku!”. Orang pertama yang masuk neraka adalah Muhammad SAW, kemudian di ikuti oleh para Ulul Azmi, para pewaris dan pengikutnya, lalu dia berkata pada manusia golongan kiri (Ashabusyimal) masuklah ke neraka dengan ijin saya, mereka menjawab ya Tuhan apakah kau ciptakan kami untuk dibakar, ia berkata kepada Ashhabul Yamin keluarlah kalian dari neraka atas ijinku. Api Neraka tidak sedikitpun melukai mereka.

(Al Kaafi 2/9).

Para sahabat sama merubah Al Quran dan melakukan konspirasi.

Hafshah (anak Kholifah Umar bin Khatthab rodhiyolllohu ‘anhu) dan ‘Aisyah (istri Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam) telah meracuni Rasulullah dan mengumpulkan uang lalu membagi-bagikan pada orang-orang yang membenci Ali. Penduduk Makah dengan terang-terangan menentang Allah. Penduduk Madinah lebih jelek dari penduduk Makah 70 kali

(Al Kaafi 2/301).

Dikatakan juga bahwa bangsa Romawi itu lebih baik dari bangsa Syam karena orang Romawi kafir namun tidak memusuhi Ahlulbait sedang orang Syam kafir dan memusuhi kita

(Al Kaafi 2/301).

Penghuni Bunker yang dimuliakan Allah

Imam Mahdi (versi Syi'ah) yang bersembunyi dalam Sirdab seharusnya disebut “imam dalam pengasingan” seperti pemerintahan dalam pengasingan, yang memerintah sebuah negeri dari luar negeri tersebut.

Penafsiran yang menyesatkan

Dari Jabir dari Abi Abdillah as tentang penafsiran firman Allah tentang Bahrain; adalah dua laut, maka yang dimaksud adalah Ali dan Fatimah. Ali tidak mendholimi Fatimah dan sebaliknya.

Yang menyebabkan timbulnya penyakit kusta

Dari Abi Abdillah berkata. Amiril Mukminin: “Berkata janganlah kalian terlentang di pemandian karena akan menyebabkan melelehnya lemak lambung, dan janganlah menggosok-gosok kedua kaki dengan tembikar (keramik) karena akan menyebabkan kusta”.

(Al Kafi 6/500)

Kekenyangan menyebabkan kusta

Dari Abi Abdillah berkata : “Makan kekenyangan akan menyebabkan sakit kusta”.

(Al Kafi 6-269)

Mandi menggunakan gayung tembikar dari mesir akan menyebabkan kamu menjadi kehilangan sifat cemburu

Dari Abi Al Hasan Arridho berkata, “Saya mendengarnya berkata dan menyebutkan mesin di berkata dan berkatalah Nabi saw. Janganlah kalian makan menggunakan tembikar mesir dan janganlah membasuh/mandi dengannya karena menyebabkan hilangnya sifat cemburu”.

(Al Kafi 6-386)

Membiasakan berada di kamar mandi menyebabkan TBC

Dari Abil Hasan Arridho berkata : “Jagalah dirimu dari membiasakan berada di kamar mandi karena itu akan menyebabkan TBC”.

(Al Kafi 6/497)

Bersikatan di pemandian akan menyebabkan sakit gigi

Bersikatan di pemandian itu dibenci akan menyebabkan sakit gigi.

(Man laa yahdhuruhul Al Faqih 1/53).

Makan wortel dapat menghangatkan ginjal dan menegangkan zakar

Demikian diceritakan oleh Alkulaini dari Abi Abdillah bahwa tersebut diatas dapat menghangatkan lambung, menambah stamina dalam bersetubuh.

(Al Kafi 6/372).

Minum air di malam hari menyebabkan merahnya air kencing

Dari Abi Abdillah berkata : “Minum air dimalam hari sambil berdiri menyebabkan kencing menjadi merah. Sedang berbicara pada waktu bersetubuh akan menyebabkan kebisuan”.

(Al Kafi 5/498)

Melihat kelamin wanita menyebabkan kebutaan

Makruh melihat kemaluan wanita dan menyebabkan kebutaan

(Al Aqil 3/556).

            Maka kiranya dokter kandungan Syi’ah tidak akan dapat melaksanakan tugasnya.

“Romadhon” salah satu nama Allah

Sesungguhnya Romadhon termasuk nama Allah

(Al Kafi 4/69)

“Aduh” termasuk nama Allah

Dari Abdillah berkata : “Aduh termasuk salah satu nama Allah. Barang siapa mengucap aduh berarti telah memohon pertolongan-Nya“.

(Biharul Anwar 8/202)

Nama-nama Malaikat yang aneh

a. Fitrus, malaikat ini bermaksiat, dalam kisah panajng lebar yang penuh kebohongan, akhirnya setelah mengunjungi kuburan Husain dan berguling-guling di tanahnya terkabullah tobatnya.
b. Shairshail, diatas kedua pundaknya tertulis kalimat perjodohan cahaya dan cahaya yaitu Ali dan Fatimah.
c. Malaikat satu lagi bernama Khirqa’il memiliki 18 000 sayap, antara sayap satu dengan yang lainnya berjarak 500 tahun (Al Burhan juz 2 hal 327).
d. Kitab Al Kafi menerangan satu lagi malaikat yang bernama Mansur, dia masih selalu menziarahi kuburan Husein.  (Al Kafi jilid 4 hal 583)

Imam Mahdi akan keluar dalam keadaan telanjang

Diriwayatkan dari Athausy wan Nu’mani dari Imam Ridho : di antara tanda-tanda keluarnya Imam Mahdi adalah ia tampak telanjang di poros matahari.

(Haqqul Yaqin hal 347).

Dilarang menyembelih pejantan yang sedang kawin.

Kalini berkata : “Rasulullah melarang menyembelih yang sedang naik syahwatnya”.

(Al Kafi jilid 6 hal 261)

Maka syarat menyembelih hewan ditambah satu menurut Syi’ah yakni bahwa si hewan itu tidak sedang naik syahwatnya.

Hati-hati memakai sandal berwarna hitam

Ibnu Babawaih meriwayatkan dari Abi Abdillah sesungguhnya ia telah melihat seorang laki-laki memakai sandal berwarna hitam. Ia berkata jangan pakai sandal berwarna hitam sebab itu menyebabkan lemahnya pandangan mata, menjadikan zakar lembek dan menyebabkan timbulnya kesedihan. Sebaliknya pakailah sandal yang berwarna kuning karena itu akan menyebabkan tajamnya mata, menegangkan zakar dan menghilangkan kesedihan.

(Kitabul Hishal juz 1 hal 99).

Bagaimana bisa tahu bahwa semangka itu pro terhadap Ahlul bait atau benci terhadap Ahlul bait.

Dari Hamzah bin Muhammad Al Alawi dari Ahmad bin Muhammad Alhamdani dari Mundzir bin Muhammad dari Husain bin Muhammad dari Sulaiman bin Ja’far dari ayahnya dari ayahnya dari ayahnya dan ayah kakeknya berkata bahwa: Amirul mukminin mengambil sebuah semangka dan memakannya; namun rasanya pahit maka lantas melemparkan sambil berkata hancurlah dan menjauhlah. Amirul mukminin ditanya ada apa dengan semangka?

Dia mejawab Rosul bersabda bahwa Allah telah mengambil perjanjian untuk mencintai Ahlul bait dari setiap hewan dan tumbuh-tumbuhan. Buah mana saja yang menerima perjanjian dan melaksanakannya maka akan terasa manis, dan yang menolak akan terasa pahit. Dengan ini kita dapat mengenal mazhab setiap buah.

Seekor burung yang keluar dari lobang hidung

Dari Abi Abdillah berkata: Barangsiapa bersin meletakkan tangan di belakang hidungnya kemudian berkata “Segala puji bagi Allah Robbul Alaimin, Segala Puji Bagi Allah, aku memujinya dengan pujian yang banyak, yang layak bagi Allah yang Maha Terpuji, Sholawat dan salam pada Nabi yang Ummi beserta keluarganya, maka keluarlah seekor burung kecil sebesar lalat dari lubang hidung kiri dan terbang ke Arsy memintakan ampun pada orang tersebut sampai hari Kiamat.”

(Al Kaafi : 2/481).

Allah menyuruh dua Setan menjaga orang yang membaca ayat Kursi

Dari Abi Abdillah berkata : barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat kursi dan ayat yang ada di Ali Imran,(Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, begitu juga malaikat, dan ahli ilmu… ayat 18) ,ayat Sukhroh dan ayat Sajdah makan Allah menyuruh dua syetan untuk mengamankannya dari godaan-godaan para syaitan-syaitan jahat.

(Al Kaafi 2/392).

Qisah Ufair keledai Rosulullah

Amirul mukminin berkata, “binatang yang pertama mati setelah Nabi wafat adalah Ufair keledai Rosulullah, mati sesaat setelah Rosulullah wafat ia memotong tali pengikatnya kemudian lari sampai dekat sumur Bani Khuthomah di Quba’ dan menceburkan dirinya ke dalam sumur yang sekaligus menjadi kuburannya. Keledai itu mengatakan pada Nabi : Ayahku menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya Bahwa dia bersama Nabi Nuh di kapal. Lalu Nuh berdiri menghampiri keledai itu serta mengusap punggungnya lalu mengatakan akan lahir dari perut keledai ini, seekor khimar yang akan menjadi kendaraan Rosul akhir zaman. Ufair berkata : segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku keledai itu

(Al Kaafi 1/184).

Hasan berbicara dengan 70 juta bahasa

Dari Abi Abdillah, sesungguhnya Al hasan berkata, Allah punya dua kota satu di timur satunya di barat. Kota-kota itu memiliki 70 juta. Satu sama lain berbicara dengan bahasa yang tidak sama dan Saya memahami semua bahasa itu (Al Kaafi 1/384-385).[1]


Sebagian orang (Syi'ah) berteriak-teriak keheranan karena Abu Hurairah rodhiollohu 'anhu, sahabat yang amat-sering mengikuti Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam, mampu meriwayatkan dari Nabi - shollollohu ‘alaihi wasallam - sekitar 6.000 riwayat Hadist.

Tetapi mereka diam saja dan percaya bahwa Hasan dapat berbicara dengan 70 juta bahasa.


Makan tanah/Debu kuburan Husein dapat menyembuhkan segala macam penyakit

Dari Abil Hasan ia berkata, “Setiap tanah itu haram seperti bangkai, darah, daging babi, kecuali tanah kuburan Al Husein karena tanah itu dapat menyembuhkan segala penyakit, dapat memberikan rasa aman rasa yang menakutkan, asal jangan banyak-banyak”

(Al Kaafi : 3/378).

Dalam kitab Mafatihul Jinan disebutkan, pendapat yang terkenal menyebutkan bahwa dilarang secara mutlak memakan tanah dan pasir kecuali tanah pekuburan Husein yang suci dalam rangka berobat mencari kesembuhan dengan memakannya, itu pun tidak lebih dari sebesar kacang. Yang lebih hati-hati, adalah tidak memakan tanah tersebut lebih besar dari biji Adas. Lebih baik lagi, memakannya dengan meletakkan tanah itu dalam mulutnya lalu minum seteguk air dan berdo’a : Ya Allah jadikanlah tanah ini membuat saya mendapat rizki yang luas, Ilmu yang beranfaat dan kesembuhan dari segala penyakit.

(Kitab Mafatihul Jinan 547)

Memakan tanah dapat menyebabkan kemunafikan (rupanya inilah sebab munculnya taqiyah).

Dari Abi Abdillah berkata, “Memakan tanah dapat menimbulkan kemunafikan”

(Al Kafi jilid 2 hal 265)

Dari Abu Ja’far berkata, “Perangkap setan yang terbesar adalah makan tanah, yang dapat menyebabkan penyakit dan membangkitkan penyakit yang tersembunyi. Barang siapa memakan tanah lalu menjadi lebih lemah dari sebelum makan tanah, dan lemah tidak dapat beramal seperti sebelum dia makan tanah, akan dihisab antara periode kuat dan lemahnya dan akan diazab dengannya.”

(Al kafi jilid 6 hal 266)

Obat penyakit mata

Bertawassul pada Allah dengan Imam Musa Al Kazim dapat menyembuhkan penyakit mata.

(Al Baqiyat Assolihat hal 745, edisi gabungan dengan kitab mafatihul Jinan)

Nama-nama hari adalah nama-nama Rosul dan Ahlul bait

Sabtu adalah Nama Rosulullah SAW dan Ahad adalah nama Ali Amirul Mukminin, dan Al Isnain Hasan Husein dan Thulathaa Ali bin Husein Muhammad bin Ali Ja’far bin Muhammad as. Arbia nama Musa bin Ja’far Ali bin Musa Muhammad bin Ali dan Saya. Khomis nama kedua anak Husein, Jumat adalah nama cucuku dan pada hari itu orang pembawa kebenaran akan berkumpul.

(Mafatihul Jinan 86)

Tapi mereka menerangkan bahwa nama Al Ahad adalah salah satu nama Allah.

(Wasailu Syiah 1/350).

Siapa Makan keju setiap awal bulan dikabulkan apa yang menjadi keinginannya

Barangsiapa membiasakan makan keju di awal bulan hampir tidak pernah ditolak apa yang diinginkannya

(Mafaatihul Jinan 366).

Obat lupa

Hendaklah membiasakan makan kismis sebelum memakan apa pun di pagi hari, dan menjauhi makanan yang menyebabkan lupa yaitu makan apel yang kecut, kabzarah hijau, keju, kencing di air yang tenang, berjalan diantara dua wanita, menjatuhkan kutu hidup, melihat orang yang disalib, berjalan antara kereta dan unta.

(Mafaatihul Jinan 802).

Al Kulaini berkata, “Makan apel dan ketumbar menjadikan lupa.”

(Al Kaafi 6 / 366).

Makan delima termasuk amalan yang dianjurkan di Hari Jumat

Hendaklah makan Delima seperti halnya dilakukan As Shodiq setiap malam Jum’at dan sebaiknya dimakan menjelang tidur, sebab barangsiapa memakannya menjelang tidur dirumah aman sampai pagi hari. Barng siapa memakan buahdelima hendaknya menaruh sapu tangan di bawahnya agar bijinya tidak jatuh ke mana-mana, mengumpulkan biji dan memakannya, juga pada saat menyantap delima jangan sampai mengajak orang lain

(Mafaatihul Jinan 60)

Termasuk amalan hari jum’at makan Delima di pagi hari sebelum makan sesuatu dan tujuh daun Andewi sebelum matahari condong. Dan barangsiapa makan Delima pada malam hari maka hatinya terang selama 40 hari. Bila makan dua buah deima maka hatinya akan terang selama 80 hari, barang siapa memakan 3 buah maka hatinya akan menjadi terang selama 120 hari dan aman dari godaan Syetan. Barang siapa tidak digoda setan maka dia tidakakan bermaksiat, barang siapa tidak bermaksiat maka Allah akan memasukkannya ke dalam Sorga

(Mafaatihul Jinan 63)

Yang dapat menambah rizki

Di antara yang dapat menambah penghasilan/rizki adalah mencukur kumis, memotong kuku. Hal itu juga menyebabkan aman dari gila, kusta dan lepra.

(Mafaatihul Jinan 63 – 64)

Mungkin para Ahli Medis dari kalangan Syi’ah dapat memulai penelitian tentang ini, karena dari kalangan lain, belum pernah ada peneiltian tentang ini.

Imam Al Hasan dapat berbicara dengan semua bahasa

Dari Abi Hamzah Nashir Al Khodim berkata, “Berkali-kali saya mendengar Abu Muhammad berbicara dengan anak laki-lakinya dengan bahasa-bahasa mereka ada Turki, Rum, Slavia.” Ali berkata, “Sesungguhnya Allah telah memberikan imam berbagai macam bahasa dan pengetahuan tentang nasab dan peristiwa-peristiwa.”

(Al Kaafi 1 / 426)

Al Husain menyusu dari jari-jari dan lidah Nabi

Dari Abi Abdillah ia berkata: bahwa Husain tidak pernah menyusu dari Fatimah ibunya dan dari wanita-wanita lain, melainkan dibawa kepada Nabi lalu beliau meletakkan ibu jarinya di mulut Husain. Maka keluarlah susu dari jari Nabi. Husain mengisap sampai cukup untuk dua/tiga hari.

(Al Kaafi 1 / 386).

Mereka orang-orang Syi’ah tidak percaya bahwa Abu Hurairah telah meriwayatkan Hadist dari Nabi sebanyak 6000 hadits, adapun Al hasan mampu berbicara 70 juta bahasa, sementara kita tahu bahwa jumlah bahasa di dunia ini tidak sampai segitu walau harus ditambah dengan bahasa serangga, malaikat memiliki 24 wajah, Fatimah berbeda dengan wanita biasa dan tidak pernah Haidh, Nabi menyusu pada Abu Tolib, bukannya Ummu Tolib, Husein menyusu pada jari Nabi, semua ini masuk akal bagi Syiah.

Demikian, orang Syi’ah heran karena Nabi Musa menampar malaikat, serta mereka menghukumi nas nas Ahlussunah persis seperti para orientalis yang tidak berakal. Lalu bagaimana dengan Nabi yang menyusu dari Abu Tolib dan Husein yang menyusu dari jari-jari Nabi?

Orang-orang Syiah akan bertanya padamu, siapa yang berkata padamu bahwa kami percaya dan menerima seluruh riwayat yang ada di Kitab Al Kaafi padahal di dalamnya ada yang Sohih ada juga yang dho’if?

Jawabannya: Pertama hal ini bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh para ulama Syiah bahwa isi kandungan Al Kaafi sangat mutawatir sangat pasti kebenarannya, serta merupakan kitab terbaik di antara 4 kitab utama mazhab Syi’ah.

Kami Ahlussunnah telah meneliti Sumber aqidah kami, jika sebuah riwayat benar-benar diriwayatkan dengan sanad yang bersambung sampai Nabi dan dengan perowi dipercaya maka kami terima dan kami tidak akan perduli dengan siapa saja yang tidak suka.. Adapun kalian wahai para kaum Syiah. Apa yang kalian nantikan. Kalian tulis Kitab Al Kaafi lebih 1000 tahun. Kenapa tidak kalian cek sanadnya ? Inilah hal yang nggak mungkin dapat dilakukan oleh Syiah.

Nabi menyusu pada puting pamannya, Abu Thalib

Dari Abi Abdullah berkata : ketika Nabi dilahirkan, berhari-hari Nabi tidak minum susu, maka Abu Thalib sendiri yang menyusui Nabi dengan susunya. Allah menurunkan air susu lewat Abu Thalib sampai kemudian dilanjutkan oleh Halimah Sa’diyah.

(Al Kaafi 1/373).

Nabi Danial mengancam Allah untuk melakukan perbuatan maksiat

Dari Abi Ja”far ia berkata, “Sesungguhnya Allah telah menyuruh Nabi Dawud agar menemui hambaNya Danial dan berkata padanya, ‘Wahai Danial, kamu telah melakukan kesalahan tiga kali dan Aku (Allah) telah mengampuninya bila kesalahan itu kau ulang yang keempat kalinya maka tidak Ku ampuni.’ Kemudian Danial berdoa pada Allah pada waktu sahur: Demi KeagunganMu sungguh bila engkau tidak mau menjagaku dari perbuatan dosa , maka aku pasti berbuat durhaka, berbuat durhaka, berbuat durhaka.”

(Al Kaafi 2/316).

Bagaimana mereka orang-orang Syiah itu percaya atas terlindunginya Imam dari dosa dan kesalahan padahal kita saksikan sendiri bagaimana buku induk pegangan syi’ah mencela para Nabi seperti yang kita baca barusan, yang mengisahkan keberanian Nabi Danial pada Allah dengan berkata “sungguh aku akan berbuat maksiat”.

Ayat Kursi menyembuhkan cairan kuning di perut

Seseorang berkata pada Amirul mu’minin : “Wahai Amirul Mu’minin, di perut saya ada cairan kuning, apakah penyakitku ini dapat disembuhkan? Ali menjawab : tulislah di perutmu ayat kursi, lalu siramkan air itu pada perutmu dan minumlah air itu, dan jadikan air itu sebagai jimat di perutmu, maka dengan izin Allah sakit di perutmu akan sembuh. Lalu si penanya melakukan apa yang diajarkan Amirul mu’minin dan benar-benar sembuh.

(Al Kafi jilid 2 hal 457)

Apa yang harus diucapkan sehabis tertawa terbahak-bahak

Abi Ja’far berkata, “Bila kau telah selesai tertawa terbahak-bahak berdoalah: yaa Allah janganlah kau memurkaiku.”

(Al Kaafi 2/487).

Bacaan Sholawat terhadap keluarga Nabi membuat seseorang tidak perlu lagi berdoa pada Allah

Dari Abi Abdillah berkata : bagi seseorang hamba yang punya kepentingan kepada Allah, sanjunglah Allah, baca Sholawat pada Nabi dan keluarganya sampai lupa kepentingannya, maka Allah akan memberikan tanpa harus memintanya.

(Al Kaafi 2/363)

Dua cahaya yang menikah

Dari Abi Hasan:

Suatu ketika Rosulullah SAW sedang duduk. Tiba-tiba datang malaikat dengan 24 wajah, maka lantas Rosul bertanya : wahai Jibril, aku belum pernah melihatmu seperti ini. Malaikat berkata : wahai Muhammad, Allah mengutusku untuk menjodohkan 2 cahaya. Nabi bertanya siapa 2 cahaya itu? Malaikat menjawab “Fatimah dengan Ali” berkata setelah malaikat menoleh tiba-tiba Nabi melihat di punggung Malaikat terdapat tulisan (Muhammad utusan Allah dan Ali adalah penggantinya). Rosul bertanya sejak kapan tulisan ini ada, malaikat menjawab semenjak 22 ribu tahun sebelum Allah menciptakan Adam.

(Al Kaafi 1/383).

Inilah Imamah, masalah yang maha penting hingga tertulis di punggung malaikat sejak 22 ribu tahun sebelum diciptakannya Adam, tapi sayang, tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur’an yang dengan jelas mengatakan bahwa Ali adalah pengganti Rasulullah.

Tafsir model baru

Dalam Tafsir Al Mizan jilid 19, Nurutsaqalain jilid 5 hal 197, tafsir Al Qummi jilid 2 hal 345, ketika menerangkan makna ayat ArRahman ayat 19 “dua laut yang bertemu” yaitu Ali dan Fatimah.

Fatimah terjaga dari menstruasi

Dari Abi Hasan berkata, “Sesungguhnya putri-putri para Nabi itu tidak pernah menstruasi.”

(Al Kaafi 1/381).

Dari Abi Ja’far berkata, “Ketika Fatimah dilahirkan, Allah mengutus malaikat untuk menggerakkan lisan Muhammad agar memberi nama Fatimah, kemudian berkata saya telah menyapihmu dengan ilmu dan membebaskanmu dari datang bulan. Abu Ja’far berkata : demi Allah, Allah telah membebaskan Fatimah dari datang bulan sejak Allah mengambil perjanjian dari semua makhluk.”

(Al Kaafi 1 / 382).

Perbedaan antara siang dan malam dalam pelaksanaan had

Ali berkata saya bepergian bersama Rasulullah, tidak ada pelayan selain saya, di malam hari kami tidur bertiga di bawah satu selimut, Nabi tidur di antara saya dan Aisyiyah dalam satu selimut itu karena Nabi tidak memiliki selimut lain. Ketika hendak sholat malam, Rosul bangun dan meletakkan selimutnya sampai selimut tersebut menyentuh kasur.

(Biharul Anwar jilid 40 hal 1, jilid 38 hal 297 dan 314).

Padahal mereka telah meriwayatkan dari Abi Abdillah terhadap seorang pemuda yang tidur seselimut dengan seorang wanita, maka keduannya di jilid 100 kali.

(Al Kaafi 7/182).

Akan tetapi Allamah Majlisi membedakan antara siang dan malam dimana, bila ditemukan seorang laki-laki dan perempuan dalam satu selimut di malam hari maka tidak ada hukuman hudud. Adapun pada siang hari, maka dihukum dengan hukuman hudud.

(Biharul Anwar 76/94).


 BERSAMBUNG KE BAGIAN ENAM